Selasa, 07 April 2009

Sigit Hardadi's Notes













Sekujur Malam Hanya Basah





Malam tak lagi kering
Purnama terpelanting
Dingin menyusun jejaring
Tanpa kabut
Di luar angin mengerucut


Sudah sekian malam duka masuk keranda
Airmata kering di sudut situ gintung
Bongkahan lara belum lagi permisi
Gelontor lumpur jadi tontonan
Malam demi malam hanya terbaring
Mencatat yang tertinggal tak pernah usai
Tanya bertanya kepada tanya
Siapa menyalahkan siapa


Sekujur malam hanya basah
Mulut mulut hanya basah
Menumpahkan kata-kata dengan mata basah


Malam tak lagi kering
Di luar hujan terus membanting
Di televisi suara basah
Di radio sinyal basah

Kutanyakan pada malam
Jawabnya hanya basah



2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar