Minggu, 05 April 2009

Jaminan Hari Tua

Disuatu sore yang mendung, beberapa anggota Ikatan Karyawan Mustikasyuting (IKM) ngumpul di Cafe Ulet Bulu Taman Ombak Duren. Mereka ngerumpi dengan topik "apakah profesi syuting bisa dibawa mati" Kesadaran ini mulai menggelayuti anggota IKM setelah melihat banyak diantara senior2nya yang hidup merana di hari tuanya.
Mereka mulai menyadari bahwa kemampuan akan menurun seiring menuanya usia.
"Bisa ..., profesi syuting bisa dibawa mati ...!" komentar Mustikaindra yg berprofesi Sutradara. "Enggak mungkin dounk .... !" bantah Mustikajeder dengan suara keras. "Terus, di hari tua kita mau jadi apa ..? " komentar Mustikamalau malu-malu. "Kalian itu ngomong apa ..?" mas Barkah muncul sambil menepuk bahu cewek-cewek yang ikut ngerumpi. "Jaminan hari tua ... " kata Mustikaindra tegas. "Coba kalian dengarkan saya ... !" mas Barkah sok wibawa : " Yang menentukan hari
tua mau jadi apa adalah diri kalian sendiri ... !"

"Maksud mas Barkah ...?" semua serentak bertanya.
"Contohnya diri ku ini. Saya sudah menetukan bahwa di hari tua, kerja saya hanya menggeleng dan mengangguk ... " kata mas Barkah dengan jumawa.
"Maksud mas Barkah ... ?" tanya Mustikaerna dengan kenes.
"Menggeleng jika tidak setuju. mengangguk jika setuju .. !" kata mas Barkah
sambil menggeleng dan mengangguk.
"Satu lagi yang penting. Dihari tua kita mangku-mangku sekretaris .." mas Barkah meneruskan dengan senyum-senyum cabul. "Coba kamu, kalau sudah tua mau jadi apa ...?" mas barkah menunjuk Mustikagerman yang sedari tadi cuek sibuk buka Facebook. "Saya mau beli satelit untuk pemberitaan televisi maupun media cetak ... " jawab Mustikagerman tegas. "Sok tau loe ... !" komentar yang lain serentak. "Coba kamu ...! " mas Barkah menunjuk Mustikaindra yang sedari tadi sibuk
kirim2an sms dengan selingkuhannya.
"Saya mau deposito 10 milyar, bunganya satu bulan 75 juta ...!" jawab Mustikaindra sambil terus main sms. "Sok kaya loe ... !" komentar yang lain serentak. "Coba kamu .... ! " mas Barkah menunjuk Mustikajeder. "Itu urusan kecil, Guwa mau kawin sama anak orang tajir dan dia anak satu2nya ..." jawab Mustikajeder dengan pede. "Sok cakep loe .... !" komentar Mustikaipung sirik. Tiba-tiba muncul Krisno Bosa ikut nimbrung ngomong : "Kalau ada casting ajak gua dounk. Jadi Pocong juga enggak apa-apa ...!" Hekz ... hekz ... hekz .... terengar tawa serak parau. Ndang keluar dari batang pohon sambil tertawa terkekeh-kekeh menertawakan Krisno Bosa. "Loe pada gila kali yeee ... ! Kalau udah mati enggak bisa syuting ... !" Ndang terus terkekeh-kekeh menertawakan Krisno Bosa. "Pergi loe balik ke akhirat ..." bentak Krisno Bosa. "Apa loe bilang ... !" Ndang balas membentak. "Pergi loe ... ! Setaaan ..." Krisno Bosa kembali membentak. Cuuuuuuuuuueeeeeeh .... Ndang meludahi muka Krisno Bosa dari jarak jauh.

Mustikabiru
The House of Blue Light
www.ombakdurenew.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar