Jumat, 10 April 2009

HIDUP BAHAGIA DI HARI TUA.

Atas usul mas Mualim, Organisasi Alumni Fakultas Syuting Institut Kesenian
Ombak Duren menggelar Forum Diskusi.
Topik diskusi adalah HIDUP BAHAGIA DI HARI TUA.
"Semakin tua semakin happy " teriak mas Atmo dengan penuh semangat.
"Kata siapa ?" tanya mas Barkah. "Kata mas Yadhi DOP " mas Atmo kemudian menceritakan ttg sukses mas Yadhi. "Tapi kata mas Mualim, semakin tua hidup semakin susah " mas Barkah membantah. "Katanya, merubah penggunaan tabung gas 12 kg menjadi 3 kg adalah indikator
kemiskinan " mas Barkah meneruskan apa yang dia dengar dari Mas Mualim, "Datanya tidak akurat " celetuk mas Onggo. "Hidup susah dihari tua, diawali sejak muda " kata mas Cinere. "Lho ! Kok bisa ?" mas Barkah terheran-heran. "Ya bisa ... waktu muda enggak belajar manajemen ..." jawab mas Cinere kalem. "Nanti saya perhatikan ...!" kata mas Ridho yang sejak tadi memperhatikan. Sebagai ketua Organisasi Alumni Fakultas Syuting Ombak Duren, saat ini mas Ridho
sedang menyusun konsep jaminan hari tua bagi para alumni.
"Program pertama, saya akan membeli Kereta Merta " mas Ridho, mulai menjelaskan. "Apa itu Kereta Merta " tanya mas Krisno dengan lugunya. "Mobil Jenazah masss ..!" mas Barkah nyeletuk. "Buat apa ?" mas Krisno enggak ngerti. "Kalau sampiyan mati mau naik apa ?" mas Barkah bertanya. "Oke ... nanti saya perhatikan " mas Ridho berusaha menengahi. Mas Barkah menyampaikan usul supaya Organisasi lebih memperjelas posisinya. Dan menegaskan sejauh mana organisasi dapat bermanfaat bagi anggotanya. "Organisasi harus bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan dan
melindungi profesi anggotanya ...!" mas Barkah ngajari. "Nanti saya perhatikan ..!" jawab mas Ridho kalem. "Bagimana kalau kita bikin Koperasi " usul mas Atmo. "Nanti saya perhatikan ... !" mas Ridho mengangguk-angguk. "Bagaimana dengan Jamsostek, kita kan pekerja informal jadi harus ada perlindungan
dari Pemerintah melalui Depnaker " mas Atmo mengingatkan. "Nanti saya perhatikan ...!" mas Ridho mengangguk-angguk. "Ada lagi saran atau usul " mas Ridho bertanya. Semua terdiam karena sudah kehabisan gagasan. "Baik ... Saya jelaskan disini, bahwa kemiskinan dihari tua adalag resiko hidup " mas Ridho mengawali pidatonya. "Sok tau loe ... !" teriak peserta forum diskusi serentak. "Yang bisa merubah hidup seseorang hanya orang itu sendiri " mas Ridho jumawa. "Sok tau loe ... !" teriak peserta diskusi. "Kita harus punya jiwa interpreneur ... !" suara mas Ridho makin keras. "Sok tau loe ...!" teriak peserta diskusi semakin keras. "Kita harus memiliki kompetensi dengan daya saing yang kompetitif ... !" entah belajar dimana mas Ridho bisa ngomong seperti itu. "Sok tau loe ...!" peserta diskusi mulai marah. "Kita jangan jadi kuli bangsa asing dinegara sendiri ...!" kata mas Ridho berapi-api. Waaar ... weeer .. waaar .... weeer ..
Plak ... plok ... plak .. plok ..
Sandal dan sepatu berseliweran mengenai tubuh mas Ridho. Mas Ridho lari terbirit-birit.


Mustikabiru

The House of Blue Light

www.ombakdurenew.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar