Sabtu, 30 Mei 2009

Industri Budaya bagai berjalan di lorong gelap.

Kata KOMPAS pada rubrik Focus halaman 33, Jum'at, 29 Mei 2009. Artikel tersebut membahas apa yang saat ini sedang dihebohkan sebagai Industri Kreatif. Disamping pendapat si penulis, Garin Nugroho menjadi salah satu narasumbernya. Dari pengalaman sukses di Swiss, Garin semakin percaya bahwa yang lokal bisa menjadi global. Tinggal bagaimana kita mengolah, mengemas dan menyajikan, begitu katanya dalam wawancara tentang suksesnya dalam mementaskan bagian pertama trilogi Opera Jawa, Iron Bed. Begitulah umumnya pendapat seniman ketika karyanya diperesentasikan di luar negeri. Mereka cukup puas dengan ditepoki penonton setempat yang jumlahnya bisa dihitung luar kepala. Syukur-syukur diekspose dan dipuji-puji oleh media massa setempat sebagai sesuatu yang spektakuler. Padahal, hemmmmmmm .... siapa tauuuuuk ...! "Apakah iitu ukuran tentang sebuah sukses ... ? " tanya Malau dalam hati.. Beberapa tahun lalu ada group musik yang berkeliling ke bebarapa negara Eropa dengan biaya Pemerintah. Maksud kunjungan itu untuk mempromosikan kepada masyarakat Eropa tentang kebudayaan Indonesia. Tentunya kita semua paham, bahwa kacamata Pemerintah melihat kebudayaan adalah Industri Pariwisata sehingga misi kesenian adalah promosi Pariwisata. Pada kenyataannya, group musik tersebut hanya bermain dari KBRI yang satu ke KBRI yang lain. Dang-kadang pertunjukan mereka digelar dihalaman belakang rumah pak Dubes dan disaksikan hanya oleh pak Dubes, staff Kedutaan, pembantu dan sekaligus anjing peliharaannya. Pemberitahuan atau promosi tentang kunjungan group musik tersebut cukup ditempel pada papan pengumuman internal KBRI. Ketika group musik itu pulang, koran-koran Jakarta memberitakan tentang sukses Eropa Tour group tersebut. "Terus suksesnya opoooo .... ?" celetuk mas Barkah.

Seorang penyanyi kondang Indonesia diundang oleh KBRI ke Tokyo. KBRI menyewa gedung pertunjukan untuk menggelar show sang Artis. Menurut teman mas Barkah yang menjadi Atase di Tokyo, pertunjukan tersebut hanya disaksikan oleh pak Dubes, teman-temanya pak Dubes dan staffnya. Kemudian peristiwa tersebut disebut sebagai ekspansi global dari sang Artis. Seperti juga halnya film Indonesia yang diputar di luar negeri. Hanya diputar dilingkungan terbatas sebagai bagian dari hubungan G to G seperti halnya Kine Club disini dang-kadang dikatakan sebagai beredar di luar negeri. "Ya gitulah .... !" komentar mas Atmo.

Dua tahun lalu mas Barkah memimpin Misi Kebudayaan Indonesia ke Seoul, Korea. Misi tersebut datang atas undangan Pemrintah Republic of Korea untuk berpartisipasi dalam Festival Kebudayaan Asia Timur tentunya mewakili bangsa Indonesia. . "Anjriiiiit ... !" komentar mas Barkah ketika ditanya tentang suksesnya di Korea. Lho ... koq anjriiit ? Ternyata Festival Kebudayaan itu digelar disebuah gedung pertunjukan yang dingin. Dingin karena penontonnya hanya pak Dubes dan setaf serta beberapa orang Panitia Penyelenggara. Pada session berikutnya, penontontonnya hanya murid Taman Nak-Kanak beserta guru-gurunya yang cantik. Murid-murid termasuk gurunya semua berpakaian trainning, mungkin kesenian masuk pelajaran olah raga kaleeee. Seperti juga di TIM, kalau acara kesenian sepi penonton. "Ya gitulah ...!" lenguh mas Barkah seperti sapi piaraan pak Harto..

Sepulang dari Korea, karena dianggap sukses, mas Barkah diangkat sebagai Art & Culture Cooperation for Indonesia-Korea. Mas Atmo marah mendengar mas Barkah kok bisa-bisanya menyebut dirinya sebagai budayawan. "Baca dong kartu nama guwa ...!" mas Barkah menyodorkan kartu nama yang langsung ditampol dan dilempar oleh mas Atmo sejauh-jauhnya. "Pantesnya eloe jadi Syech Puji ... !' kata mas Atmo marah-marah sambil terbang kelangit seperti malaikat.
Mustikabiru
The House of Blue Light
www.ombakdurenew.blogspot.com

COVER CD IRAMA OMBAK DUREN

DUKA CITA


ATAS NAMA SELURUH OFFICER & KARYAWAN :

PT. PRIMA BINA MEDIA

PRIMAMITRA
Musik & Film Industries

THE SUBMARINE
Center of Music and Performing Arts

WHITE ENTERTAINMENT
Marketing & Music Organizer

RUMAH MUSIK AGePhe
Sound Healing

NTOTC WANADRI PRIMA
National Tropical Outdoor Training Center

EMBIE C. NOER PRODUCTION
Prima Performing Arts Organizer

www.ombakdurenew.blogspot.com

IRAMA OMBAK DUREN
HOREHOREHO
Album Biru Terima Kasih Bung Karno
Soft Launching tanggal 1 Juni 2009 jam 13.00 WIB.

Turut berduka cita atas berpulangnya Ayahanda teman, sahabat, saudara kita tercinta ONGGO PRADONGGO. Semoga arwah alamarhum diterima disisi Nya, Amien ...

Abdullah Yuliarso

Rabu, 27 Mei 2009

HOREHOREHO LAUNCHING


Hari Senin, 1 Juni 2009 pk 13.00
Kami mengundang Bapak, Ibu, Sdr/i untuk hadir dlm acara Potong Tumpeng atas terbentuknya Unit usaha/Partner Usaha PT Primamitra Music & Film Industries, The Submarine Center of Music & Performing Arts, NTOTC Wanadri Prima, White Entertainment Music Organizer, Rumah Musik Agephe/ Musik Healing dan Embie C. Noer Production/ Prima Performing Arts. Sekaligus Launching Perdana Primamitra. ALBUM BIRU IRAMA OMBAK DUREN/TERIMA KASIH BUNG KARNO.
Terima Kasih atas perhatiannya/Dudung

Demikianlah lengkapnya SMS yang Gw terima dari Pak Dudung yg terus Gw edit biar irit terus Gw Forward ke PARABIZI.....
Terus dimana lokasinya....Ya di Jl Pahlawan Rempoa 37 A yang terkenal itu lah pastinya.....

Senin, 25 Mei 2009

Suasana Pagi Di Komplex Kami

Sigit Hardadi








Perempuan bersepeda mini
rambutnya diponi
ada yang dituntun anjingnya
ada juga menuntun majikannya
sambil ngedumel pakai logat jawa medhok
mungkin dari kroya bukan korea
ini pepaya hawai apa bangkok?
di kursi roda


Sambil menenteng sayuran
rambutnya di blecing
handphonenya berdering
halo katanya sambil tertawa
muncrat dialognya bahasa sunda
perbatasan kerawang
aya mujair tongkol basah
sambil ngontel sepeda



Ada orang jerman pakai sepatu kets
keringatnya disimpan di jaket
ada orang korea pakai masker mulutnya
takut flu mexico
pakai topi hanya di depannya
orang timur tengah dengan janggut berjuntai
menenteng macbuk
orang africa yang sekujur badannya gelap gulita
pakai peugeot 406 ngoceh pakai bahasa ibunya
sambil memainkan bola



Ada pula yang berhenti di tengah jalan
entah siapa mulutnya menganga
sms gue gak sampai semalam
coba deh gue misscall 10 kali
mungkin pulsanya habis
atau lo pakai handphone murahan
lalu dipijit-pijit handsetnya
udah cebok belum lo
cuci tangan dong?



Suasana pagi di komplex kami
meriah sekali
terutama simpang siurnya mereka
kami kurang tahu pasti siapa saja mereka
apakah pembantu
sopir sopir
tukang tukang
majikan majikan
orang luar negeri atau dalam negeri
semua bergerak campur mobil
motor bis ojek
ada yang berseragam
pakai dasi
batik
kaos banyak sekali tulisannya
sambil kupingnya disumpel earphone
ada yang manggut manggut gak jelas
ada yang kesandung batu
lantas tertawa minyak wanginya
nggeblas mengudara



Kami hanya sekedar ingin mendehem
kurang lebihnya batuk asal asalan
berdialog dengan vocal ditinggikan
demikian di komplex kami
pada pagi hari pakai triji
dan sampai kini cuma usrek di layar lcd
kami tak tahu siapa mereka
tapi dari ekor matanya yang ber mms
kami merasa bahwa blutut mereka
mengenal kami
lantas siapa kami?








Karawaci, Mei 2009

Perampokan Bank


Seorang pencuri yang sangat ahli membobol bank dimana keahlian utamanya
adalah memecahkan kode rahasia pintu lemari besi. Ia selalu bekerja
sendiri tanpa dibantu anak buah atau asistennya. Suatu
ketika, ketika ditengah malam memasuki sebuah bank yang baru 1 minggu
dibuka.

Sebuah lemari penyimpanan dengan nomor pengaman yang paling canggih
berhasil dibukanya. Namun ia sedikit heran, karena disana tidak terdapat
uang sama sekali, melainkan cawan-cawan berisikan
puding warna susu.
Ruangannya pun dingin sekali. Akhirnya ia memutuskan untuk memakan
puding-puding tersebut sebelum membuka lemari besi lainnya.

Karena lapar ia habiskan semua puding di lemari besi pertama. Lemari
besi kedua berhasil dibuka, kembali ia temukan puding dalam cawan-cawan
plastik. Seluruh lemari ada 5 unit, dan kesemuanya berisi puding, dan ia
menghabiskan banyak sekali puding. Namun ia dengan
kekenyangan pulang kerumah dan masih agak heran, kenapa bank itu tidak
menyimpan uang sama sekali.

Atau mereka memang sudah mengetahuinya akan dicuri?
"Aah biarlah yang penting aku kenyang" serunya.

Keesokan paginya dengan setengah mengantuk ia terbangun karena suara
tukang koran memasukkan kedalam rumahnya melalui celah jendelanya..
Sambil terkantuk ia membuka lembaran koran dan terpana melihat Head Line
di halaman pertama dengan judul bertuliskan
dengan huruf yang besar-besar. "BANK SPERMA KEBOBOLAN"..

From Note FB Wuri Meyliza's

KRISIS EKONOMI vs PELUANG


"Krisis ekonomi dunia membuka peluang kemajuan " kata mas Barkah dalam suatu kesempatan Obrolan Warung Kopi Ombakduren. "Omong kosong sekaleeee ...!" cetus Malau dengan muka cembetut. "Krisis global membuat ekonomi kita bangkrut ... !" sahut mas Atmo. Hampir semua yang terlibat Obrolan saling sahut menyahut menyatakan tidak setuju dengan pendapat mas Barkah yang kontroversial. Mas Barkah meneruskan orasinya. Krisis ekonomi sudah pasti akan melahirkan kondisi kehidupan yang berkonotasi negatif tetapi tetap ada peluang positifnya. Tergantung bagaimana kita membaca dan mencermatinya. Krisis adalah bagian dari siklus kemajuan budaya manusia dari jaman ke jaman. Mengatasi krisis tergantung dari bagaimana menyikapinya. Pada hakikatnya Krisis akan memicu kreativitas manusia untuk menundukkan tantangan yang ditimbulkan oleh krisis itu sendiri. "Sok tau loe .... ! " celetuk Malau dengan sinis-sinis manis. Mas Barkah tidak peduli dengan complain teman-temannya, dia tetap meneruskan orasinya. Dalam catatan sejarah, sudah berulang kali krisis ekonomi melanda dunia baik yang bersifat global maupun yang bersifat regional. Jaman Pemerintahan Bung Karno, krisis ekonomi disikapi dengan motivasi yang diteriak kan sekeras-kerasnya oleh Bung Karno dalam setiap kesempatan. Kalau perlu kita makan batu ...! Begitu katanya. Kita lawan Neo Kolonialisme .... ! Kita ganyang Kapitalisme ... ! Kita keluar dari PBB ... ! Dan Indonesia pun keluar dari PBB pada tahun 1964. Bung Karno tidak takut pada negara besar seperti Amerika, Inggris, China, Jepang dllnya. Sejak Bung Karno tiada, semua Pemimpin bangsa Indonesia takut pada kemiskinan sehingga bergantung pada negara-negara kaya. Para Pemimpin kemudian membawa negara Indonesia menjadi negara pengemis yang gentayangan kesana-kemari dengan hutang yang setiap tahun harus dibayar 30 % dari APBN. Mereka menjual murah-murah kekayaan dan asset bangsa untuk berlagak sok kaya. Tahukah anda ? Dari sms saja Singapore mengeduk uang milliaran setiap hari melalui Singtel yang menguasai Telkomsel. Pemimpin bangsa Indonesia tidak pernah menyatukan fikiran dalam satu visi dalam membangun kehidupan bernegara. Negara dibuat tergantung pada tuan-tuan dan mister-mister pemilik modal. Dalam potret yang lebih kecil hal itu juga terjadi pada para kreator film. "Omong kosong ...! " teriak Malau yang berfikir kebarat-baratan "Mas Barkah benar ..." JDR mulai bijak. "Apanya yang benar ?" Erna bertanya bak seorang Pelokis. "Sebagai contoh kecil, ketika seorang Sutradara menemui seorang Produser Film, si Produser seolah punya indera keenam " JDR mulai berfatwa. "Ngarang loe ... !" celetuk Malau tapi komentar itu tidak dipedulikan JDR yang mulai bijak. "Produser seolah bisa melihat apakah si Sutradara lagi punya uang atau enggak. Jika enggak punya uang langsung ditekan habis-habisan dan ditawar semurah-murahnya ..." mungkin ini pengalaman JDR. "Terus gimana ?" German terheran-heran karena tidak pernah ngalami. "Menolak berarti tidak dapat kerja. ..." jawab JDR. "Kata si Produser, you kalau enggak mau, masih banyak Sutradara lain yang lebih murah dengan kerja lebih cepat. You harus faham, sekarang lagi krisis ekonomi.
Next production lah kita bayar lebih bagus
... " JDR meneruskan ceritanya.
"Seperti dongeng di alam gaib ..." Malau nyengir-nyengir kuda. "Oke teman-teman ... ! Mari kita satukan fikiran dalam visi yang sama dan berdoalah pada Tuhan minta perlindungan Nya ..." mas Ridho menutup obrolan Warung Kopi Ombakduren. Ngarang loe ..... ! Apa solusinya .... ! teriak Ndang dari langit.

Mustikabiru
The House of Blue Light
www.ombakdurenew.blogspot.com

Minggu, 24 Mei 2009

Jargon Politik


Menjelang pemilihan Presiden, para Capres sibuk menyusun strategi untuk saling mengalahkan. Pasangan JK - WIN mengusung jargon politik "LEBIH CEPAT LEBIH BAIK" Ternyata jargon itu tidak mendapat dukungan kaum perempuan. Padahal suara perempuan sangat potensial sebagai pemilih karena jumlahnya lebih banyak dari laki-laki. Menurut hasil survey Badan Statistik beberapa tahun lalu, di Indonesia 1 laki-laki berbading 3 perempuan. "Perempuan tidak suka dengan yang cepat-cepat " komentar mas Barkah sok tau. "Betuuuul ... !" mas Atmo ngegongin sambil ngangguk-nganggukan kepalanya. SBY BERBUDI enggak mau kalah, buat apa cepet-cepet yang penting "LANJUTKAN ", begitu katanya. Jargon poliitik ini mendapat dukungan luas dari kaum perempuan, makanya pemilih SBY didominasi kaum perempuan. "Menurut literatur medik, kaum perempuan bisa kontraksi sampai tujuh kali dalam satu session persetubuhan..." mas Barkah menjelaskan berdasar pengalamannya dengan banyak perempuan. "Maksud lough ...!" mas Atmo tidak paham. "Makanya jargon politik "LANJUTKAN" didukung kaum perempuan. Kaum laki-laki kurang mendukung karena hanya mampu satu kali orgasme dalam satu session persetubuhan., kalau LANJUTKAN bisa gempor ..." mas Barkah menjelaskan sambil nyengir kuda. Oooooo gituuuuu .... mas Atmo mantuk-mantuk. Mustikabiru
The House of Blue Light
www.ombakdurenew.blogspot.com

Rabu, 20 Mei 2009

Sol Project


SOL PROJECT

Adalah sebuah misi pencampuran budaya tradisi dan pop dari sekumpulan musisi asal Indonesia dan Colombia, mereka terdiri dari 4 orang yaitu Rudy Octave (Arranger/Pianist) asal Indonesia, Cecilia Ventura (Vocalist/ Suling etnik/ Perkusi) asal Indonesia, Wilson Novoa (Vocalist/Arranger) asal Colombia, dan Faiser Forez (Percussionist) asal Colombia.

Musik Amerika latin sangat kaya akan irama dan instrument perkusinya, apabila dikolaborasi sedemikan rupa dengan instrument etnik Indonesia hasilnya akan menjadi sebuah nuansa yang baru, rasanya kita diajak menikmati “makan tempe goreng di pantai Copacabana” itulah penggambaran musik yang dimainkan oleh SOL PROJECT.

SOL PROJECT dibentuk pada tahun 2005 oleh Rudy Octave dengan album indie yang hanya dijual antar teman-teman dari komunitas penikmat musik Salsa. Pada tahun 2007 lagu-lagu dari album indie ini kemudian di repackage oleh label Catz Record dan diedarkan secara nasional lewat distribusi dan toko CD Disctarra.

Pada tahun 2008 lewat album pertama nya ini SOL PROJECT menjadi nominator AMI Award (Anugrah Musik Indonesia) di Jakarta.

SOL PROJECT selama tiga tahun terakhir selalu aktif tampil di beberapa ajang musik Jazz di tanah air, seperti Java jazz 20007, 2008 dan 2009 atau Jazz Goes to Campus, maupun beberapa ajang musik di kampus-kampus dan festival World Music di Indonesia.

Di setiap kesempatan tampil, SOL PROJECT tidak selalu sama membawakan konsep penampilan yang sama, ini bisa dilihat dari susunan musisi pengiringnya, beberapa contoh penampilan seperti di Java jazz dari 2007 SOL PROJECT menampilkan nuansa Batak dengan tagading atau gondang dan hasapi, Bali dengan kemplu, pemade dan kantilan, Betawi dengan gambang kromong dan tarompet betawi nya, atau pun nuansa Punk bercampur wayang kulit seperti penampilan di Java jazz 2009, sedangkan basic irama yang diusung oleh SOL PROJECT adalah Caribbean, Afro-Cuban, Indian-Colombian folklore ataupun irama latin lainnya.

Untuk album ke dua tahun 2009, SOL PROJECT menampilkan wajah lebih pop dimana SOL PROJECT me-rekonstruksi ulang lagu-lagu karya komponis besar seperti Benyamin Suaeb dengan lagu “Begini-Begitu” dalam irama Timba dan Salsa tetapi memasukan unsur kempur, tarompet betawi dan kemong betawi dan diberikan nuansa syair tambahan dalam bahasa Inggris dan Spanyol, di lagu “Sedang Ingin Bercinta” karya composer Ahmad Dhani, SOL PROJECT mencampurkan irama Bolero dengan alat musik Gondang tagading (semacam instrumen gendang dari daerah Sumatra utara) pada lagu ini ada efek kejut yang sengaja diberikan di awal lagu dimana syair bait pertama dirubah dan di bentuk sama sekali baru sehingga pendengar akan sedikit “pangling” ketika mendengar lagu yang di populerkan oleh Ahmad Dhani ini, di lagu “Ku Tak Bisa” karya Bimbim dari grup musik Slank, SOL PROJECT menampilkan Gamelan bali dalam irama Salsa.di lagu ini pun seluruh bait dirubah ke dalam bahasa spanyol, Sedangkan di lagu “Rocker juga Manusia” karya grup musik Serieus, SOL PROJECT memasukan unsur instrument Sampek (semacam gitar etnik) asal Kalimantan dan juga dalam irama Salsa.

Selain lagu-lagu diatas yang adalah diciptakan oleh grup atau komponis lain, SOL PROJECT menampilkan lagu karya sendiri dengan judul I BELIEVE, sebuah lagu pop yang kali ini tanpa berisi unsur instrument etnik nya tapi kalau kita mengamati Video Clip yang memang sengaja di perjual belikan berikut CD nya, maka akan terlihat nuansa etnik dari gambar yang ditampilkan misalkan Kuda lumping, Wayang golek, Tifa, tarian Giring-giring dari Kalimantan, Candi Prambanan, tari Pendet dan Kecak dari Bali, ukir-ukiran Papua, dan model seorang Papua mengenakan busana daerahnya.

SOL PROJECT, akan tetap mengusung genre World Music, meskipun masuk didalam jalur pop, tidak banyak grup musik atau pun project musik yang mau menekuni genre ini dengan seksama, kebanyakan yang mengemuka adalah grup atau project musik yang lagu dan cara bermusik yang hampir seragam, semoga SOL PROJECT menjadi musik pilihan alternative bagi dunia musik di bumi pertiwi ini.


Sol Project Members:

1. Rudy Octave (Indonesian)
2. Cecilia Ventura (Indonesian)
3. Faiser Florez (Colombian)
4. Wilson Novoa (Colombian)

Additional Musician:

1. Drummer 1 : Demas Narawangsa (Indonesia)
2. Drummer 2 : Sony Vincent (Indonesia)
3. Bassist 1 : David Pardede (Indonesian)
4. Bassist 2 : Hernan Castillo (Colombian)
5. Conga/ Percussionist : Philippe Ciminato (France)
6. Gendang sunda/ Percussionist : : Iwan Wiradz (Indonesia)
7. Tagading/ Hasapi/ Suling Batak : Korem Sihombing (Indonesia)
8. Gamelan Banyuwangi dan Bali : Ki Soetikno (Indonesia)
9. Gamelan Bali : Indra Brahma (Indonesian)
10. Rebab : Kiki (Indonesia)
11. Sampek : Wardi (Indonesia)
12. Trumpet 1 : Harmoniadi (Indonesian)
13. Trumpet 2 : Kevin Wahl (American)
14. Trumpet 3 : Hendro (Indonesian)
15. Trumpet 4 : Didier Reyes (Colombian)
16. Saxophone : Devian (Indonesian)
17. Trombone : Tony (Indonesian)
18. Violin : Hendry Lamiri (Indonesian)
19. Rap : Fabio Dita (Colombian)
20. Sinden : Mbak Ika (Indonesian)

Date:
Thursday, May 28, 2009
Time:
7:30pm - 9:30pm
Location:
Bentara Budaya jakarta
Street:
Jalan Pal merah selatan no 17
City/Town:
Jakarta, Indonesia

IBU -- yang anaknya diculik itu


Pocket opera adalah sebuah bentuk baru yang menggambarkan sebuah opera yang "praktis dipagelarkan" karena tidak melibatkan terlalu banyak pemain dan stage decor, tanpa mengurangi kualitas dan "magic" dari suatu pertunjukan opera. Untuk IBU, Ananda Sukarlan menciptanya untuk satu penyanyi saja, yang akan ditampilkan oleh soprano terkemuka Aning Katamsi, sehingga karya ini menjadikannya sebuah "tour-de-force" yang sangat virtuosik, karena Aning (atau soprano manapun yang akan mementaskannya di masa depan) harus menyanyi, berakting dan berdeklamasi selama 35 menit. Opera ini adalah sebuah kontribusi yang penting dalam khasanah musik sastra Indonesia, terutama karena menjadi "ujian" bagi setiap penyanyi soprano yang kelak mempagelarkannya, baik dari segi artistik, musikalitas, stamina dan teknik. Karya ini berdasarkan drama monolog dari Seno Gumira Ajidarma, dengan judul yang sama, yang telah dipagelarkan oleh aktris Niniek L. Karim tahun 2008 yang lalu. Ceritanya mengisahkan kepedihan seorang ibu yang anaknya hilang diculik lebih dari 10 th yang lalu dan tidak kembali sampai saat ini.

Sebelum opera ini, acara akan dibuka oleh beberapa karya menakjubkan Ananda antara lain ballet "You Had me At Hello" (koreography oleh Chendra Panatan), 2 karya untuk paduan suara anak-anak, serta "Rescuing Ariadne" untuk flute dan piano. Ananda sendiri juga akan memainkan beberapa nomor untuk piano solo.

Aning Katamsi, soprano sebagai IBU

Elizabeth Ashford, flute
Date:
Sunday, June 7, 2009
Time:
4:00pm - 5:30pm
Location:
World Theatre of BIS (British International School)
Street:
Bintaro Jaya Sektor IX, Jl. Raya Jombang , Ciledug, Pondok Aren
City/Town:
Bintaro, Indonesia


Ananda Sukarlan, piano

BIS Children Choir dan JCOM Children Choir

dipimpin oleh Elizabeth Ashford dan Mirta Hartono

Chendra Panatan, choreography & stage director

Ini adalah pertunjukan kedua dari acara "2 Sundays with the Maestro". Jika anda memesan tiket sekaligus untuk dua acara ini, anda akan mendapatkan discount dari harga total sebesar 20%.
Acara pertama adalah mahakarya Ananda Sukarlan yaitu kantata no. 1 "ARS AMATORIA". Silakan cek di http://www.facebook.com/event.php?eid=91248422656

Selasa, 19 Mei 2009

White Shoes & Couples Company“ MERAJUT SERPIHAN MUSIK MASA SILAM “

Oleh Denny Sakrie

Saya masih ingat kejadian dibulan Juli 2005, David Tarigan sahabat saya dari Aksara Record mengajak saya berkeliling Jakarta yang selalu didera macet,dengan mobilnya.Seperti biasa obrolan kita hanya berkisar di musik.Lalu David memperdengarkan sebuah CD.Mengalunlah sebuah musik pop dengan aksentuasi akustik.Nuansa masa silam kuat mencengkeram kuping saya.Aha….siapa ini ? sergah saya.David Tarigan hanya tersenyum.Harmoni ala Brill Building Pop yang mencuatkan Carole King atau Connie Francis di dasawarsa menjejal.Menyeruak pula atmosfer ala Burt Bacharach yang elegan dan classy.Entah kenapa walau baru mendengar saat itu,saya seperti bisa tergiring untuk menyenandungkannya.

Hmm…..sesaat benak saya seolah terjebak déjà vu.Sedikit mengemuka atmosfer Carpenters atau Sergio Mendes & Brasil 66.Namun perlahan saya berkesimpulan bahwa yang diputar David Tarigan adalah band sekarang yang memadukan serpihan-serpisahan musik masa lalu dalam visi masa kini.Ini gagasan cemerlang.Siapa ini ? Sambil menyungging senyum David Tarigan ,A & R Aksara Record,lalu menyebut nama White Shoes & Couples Company.Sebuah grup musik yang dibentuk dari komunitas Institut Kesenian Jakarta.Terdiri atas dua pasangan suami isteri dan sepasang kekasih.Awalnya,kata David, di tahun 2002 sepasang kekasih mahasiswa Seni Rupa IKJ Sari dan Rio bersama rekan sefakultasnya Saleh Husein membentuk sebuah grup musik.

Trio ini lalu mengajak sepasang suami isteri dari jurusan musik IKJ Ricky dan Mela.Gayung pun bersambut .Terakhir diperkuat drummer John Navid.Lalu mereka mentasbihkan diri menjadi White Shoes & Couples Company.Sebuah grup musik yang didukung pasangan-pasangan kekasih,mengingatkan saya pada ABBA atau Fleetwood Mac.Ini hal yang rentan untuk sebuah grup musik.Karena konflik yang lumrah terjadi pada sepasang kekasih bisa merembet ke urusan kreativitas bermusik.Lihatlah kehancuran ABBA,atau menurunnnya kualitas bermusik Fleetwood Mac.Namun untunglah White Shoes & Couples Company belum menjejakkan kaki di zona paling rawan yang menguji kekompakan sebuah grup musik.

Sebaliknya,White Shoes & Couples Company malah banyak memetik keberhasilan dalam perjalanan karir musiknya yang belum begitu panjang.Tanpa harus gembar-gembor meneriakkan “Go International”,White Shoes & Couples Company berhasil mencuri perhatian penggemar musik mancanegara.Terbukti di tahun 2006 kelompok sextet ini mendapat penghargaan dari majalah Rolling Stone Amerika yang memilih White Shoes & Ciuples Company sebagai salah satu dari 25 band terbaik yang tercerabut dari situs MySpace.

Situs musik sohor All Music Guide pun memilih mereka sebagai “25 Most Crushworthy Bands 0f 2006”.Bahkan perusahaan rekaman Minty Fresh milik Jim Powers yang berada di Chicago mengontrak White Shoes & Couples Company.Ini kebanggaan juga bagi kelompok yang mengaku banyak terpengaruh dengan soundtrack film Indonesia masa silam,karena di Minty Fresh bercokol nama nama sohor seperti The Cardigans,Tahiti’80,Liz Phair,Veruca Salt,Love Jones,The Waterboys,Mike Scott,Ivy maupun Drew Andrews.

Tak hanya itu,White Shoes & Couples Company pun diundang tampil dalam event indie paling bergengsi SXSW Music Festival di Austin,Texas dari tanggal 12 -16 Maret 2008.Diikuti sekitar 1500 performer dari seantero jagad.Nam nama tenar seperti R.E.M,The Raveonettes,Ice Cube,Moby,Yo La Tango,The Lemonheads,NOFX,Perry Farrell hingga Dolly Parton ikut menyemarakkan acara yang telah memasuki tahun penyelenggaraan yang ke 22.

Muhibah kedua White Shoes & Couples Company ke Amerika Serikat berlangsung pada 20 Oktober – 4 November 2008 dalam event “CMJ Music Marathon Festival 2008” yang berlangsung di New York dan Washington DC.

Sebuah maneuver musik go international yang sesungguhnya dan dilakukan tidak dalam keadaan gembar-gembor.Tanpa sensasi sama sekali.Toh khalayak mancanegaralah yang menilai secara obyektif.Walaupun tak semua lagu karya White Shoes bersemat lirik berbahasa Inggeris.Namun itu bukan kendala untuk menyimak alunan musik yang bergaung.Konteks bahasa menjadi nomor sekian. Notasi dan harmoni,itulah yang menyergap hati para penikmat musik sejati.
Dan,suara bening Sari tetap menggelayut di kuping saya :

We can use our brush
to paint the sky
with our favorite colours
I wish the we could touch the sky


Denny Sakrie,pengamat musik

Tulisan ini dimuat di majalah "Still Lovin' Youth " edisi April 2009

Minggu, 17 Mei 2009

Bayi siapa yang menangis

Sigit Hardadi



Bayi siapa yang menangis
pada siang bolong berlapis
di lampu lampu merah kota kota tanpa hati
sepanjang pantura raya
dari banten mengucur terus
sampai surabaya deras leleh ingusnya


Bayi siapa yang menangis
digendongan ibunya compang camping
melodramatis tergeletak di trotoar
gambar buram kehidupan
bopeng bopeng aturan
kasihan diperjualbelikan


Bayi siapa yang menangis
secara bersama-sama merobek dinding istana
agar kuping-kuping tak tertutup
supaya tangan kebijaksanaan
meraih mereka
dan memberinya susu-susu harapan
memhapus air mata dengan senyuman
memberi mereka martabat
agar tidak dididik oleh guru guru jalanan
dengan alat tulis pistol dan pisau kekejaman
dengan acuan buku balas dendam



Bayi siapa yang menangis
secara bersama-sama tumbuh
menjadi pemuda jalanan yang sudah tak punya air mata
yang telah siap menjadi ancaman
supaya kita jangan menyesal
karena tangisnya sudah terdengar
sampai di rumah kita sendiri
bahkan menguntit kemana kita pergi
hanya soal waktu
kapan kita dibikin menangis seperti bayi











Karawaci, Mei 2009

Mengenang Dede Haris

Jika dalam suatu wawancara Ary Juliyant mengungkapkan musisi yang dikaguminya adalah Dede Harris, ditambah pengakuan yang sama dari Iwan Fals kepada majalah Editor tentang musisi yang dikaguminya (bahkan kepada harian Pikiran Rakyat Iwan menyebut jika Dede adalah gurunya dalam musik). Pengakuan tersebut setidaknya menjadi daya tarik tersendiri tentang kapasitas Dede Harris sebagai musisi balada di Indonesia, yang mungkin cukup referensial untuk dipelajari.


Nama Dede Harris sendiri cukup dikenal di pertengahan 70-an hingga awal tahun 80-an terutama di kampus-kampus perguruan tinggi Indonesia. Dan khususnya untuk Kota Bandung, Dede cukup dikenal lebih luas, hal ini tak bisa lepas dari dukungan Radio 8 EH (ITB) yang sering memutar lagu–lagu pementasan beliau, dengan berbaur dengan semangat media kala itu yang cenderung mengangkat kritik terhadap berbagai kepincangan sosial di masyarakat.

Sikap yang terkandung pada karya Dede Harris dinilai sangat berani untuk ukuran saat itu, atau lebih tepatnya mungkin bisa dibilang “gila”. Di antara kontrol politik yang cenderung otoriter dengan prilaku yang defensif, Dede malah mengangkat sesuatu yang sifatnya menantang, dengan menunjukkan pada banyak orang tentang wilayah murung dengan profil-profil mirisnya, hal ini mungkin disebabkan karena musik baginya tidak hanya untuk menghibur tetapi juga harus berbicara secara informatif, mengandung misi, dan fungsi kritis, tetapi dengan cara penyajian yang halus. Nurani dan simpati telah menggerakan nalurinya untuk berbicara lebih keras dan cerewet, sehingga represi di jamannya seperti penculikan, atau penghilangan orang yang terasa menyeramkan tidak berlaku untuk beliau. Dede tetap berpentas dengan mempermainkan kemarahanya lewat opininya sendiri, yang kenyataanya telah dia siasati dalam ekspresinya, sehingga permasalahan serius yang terkandung pada liriknya menjadi ringan walaupun tetap saja terasa pilu, dan lewat petikan gitar akustiknya Dede tetap tampil dibanyak pentas.



Dimulai dengan Gitar Pinjaman

Dede Harris lahir di Bandung pada 16 Agustus 1968. Dia adalah anak kedua dari Epe Syafei Adisastra yang bekerja sebagai pengajar di konservatori karawitan Bandung, sementara kakaknya Handi Bratadilaga juga seorang pemain musik. Dede memulai kegiatan musiknya sekitar tahun 70-an, lebih tepatnya saat beliau duduk dikelas 3 SMP. Karena pada saat itu Dede belum mampu membeli gitar, beliau terpaksa meminjam gitar tetangganya (yang belakangan diketahui jika tetangganya adalah Iwan Aburrahman) hanya masalahnya Dede adalah seorang kidal, sehingga jauh lebih sulit baginya untuk belajar memainkan gitar orang biasa, hal yang tercermin lewat pengakuanya pada harian Kompas terbitan Agustus 1993,

"Setiap akor saya hafalkan bagaimana peganganya pada senar. Kadang ada yang tidak terkejar jari terpaksalah saya cari sendiri bentuknya yang lebih mudah.”

Karir musik Dede sendiri dimulai dengan membentuk Depot Kreasi Musik Bandung (1972), kemudian membentuk grup Hande Bolon (1973-1975), Dede mulai bernyanyi dari kampus ke kampus ketika kelas 3 SMA, lalu pada saat berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Parahyangan Bandung tahun 1976 Dede mulai mengukuhkan predikatnya sebagai pemusik protes sosial, ketika di masa perpeloncoan dia biasanya disuruh bernyanyi, dengan lagu yang merupakan sindiran terhadap seniornya maupun situasi saat itu. Lalu dalam gerakan kepramukaan di Bandung, Dede sempat membentuk Ambalan musik Dede Haris & Co dan group Douwea Dekker ('79-'82). Sebagai musisi Dede lebih dikenal di kampus-kampus, karena pada saat itu pentasnya yang membawakan lagu-lagu balada serta lagu bertema protes sosial sedang marak di kampus.

Pada tahun 1983 Dede menyelesaikan kuliahnya di Unpar, lalu setahun kemudian beliau mencoba menjadi dosen di almamaternya, tetapi ternyata profesi tersebut tidak sesuai dengan jiwanya, Hede menjadi dosen hanya bertahan delapan bulan. Lalu kemudian Dede memilih bergabung dalam LBH Pengayoman, sambil tetap memilih musik sebagai jalur ekspresi seninya, pada saat itu kalau tidak menggarap musik kampus, Dede menggarap musik teateral, untuk pementasan Teater Bel, Teater Keluarga Rombengan dan Teater Boros di Bandung, yang selalu lekat dengan musik garapan Dede Harris, dan profesi Dede saat itu adalah pengacara dan peneliti pada sebuah pusat studi hukum di Bandung.


Musik dan Puisi

Dieter Mack, seorang profesor musik sekaligus komposer asal Jerman, menilai musik Dede adalah jenis musik balada, sebuah perpaduan antara musik dan puisi yang kemudian berbicara dalam gaya kontemporer. Dinilainya musik Dede memang berbicara, mengandung misi dan fungsi kritik dengan penyajian yang halus. Mack menyebutnya sebagai musik balada, itu dapat dirasakanya pada setiap konsernya di mana Dede sering sekali melontarkan pelesetan yang kontekstual yang sebenarnya cukup serius, hanya saja dengan cara yang sangat akrab dan santai. Lalu pada teknik gitar sendiri Dede mempunyai pendukung bagus untuk liriknya, seperti yang ditulis oleh E Budiman pada harian Media Indonesia terbitan bulan Agustus 1993.

"Dede Harris dikenal sebagai pemetik gitar yang punya teknik khas, yang terletak pada dominasi petikan (pizzicato) gitarnya yang overed. Teknik ini terkesan hendak keluar dari keterbatasan bunyi dawai, keadaan yang disebabkan karena dia bermain kidal. Dua hal itulah yang membuat pentas musik Dede selalu dianggap berhasil, dengan menyajikan suatu musik kontekstual yang dipenuhi berbagai macam kejutan."

Dia tidak hanya mengajak penonton untuk melihat realitas dalam lirik-liriknya tetapi dia juga membuai, dengan tema tentang berbagai persoaalan mulai dari kesenjangan sosial, nasib buruh, anak-anak sampai wanita yang terbuang. Lirik yang dibuat Dede kebanyakan bernada sinis dan penuh olok–olok, yang dianggap oleh sebagian orang sebagai hal baik untuk masyarakat yang masih ragu dengan budaya kritik, seperti pada lirik Bibi Marijut berikut ini,

Perut keriput/dada bergayut/masih garang tarikanya/rahasia keluarga/rahasia Negara/dipunya dari cumbu cumbu. Apa katanya tentang anak muda/ sedap, tenaga kuda/wangi parfum tubuh senja/tanpa jeda siang malam/riak riang tipu kelam/lestari merajam peradaban.


Dede berusaha menunjukan profil miris pekerja seks tua, dengan sentuhan humornya sebuah masalah serius menjadi ringan dan mengena di kepala pendengar, pada "Balada Semut Hitam", Dede pun bercerita tentang ironi pada fenomena buruh anak-anak saat itu, yang justru mereka bangga karena mampu mendapatkan uang, meski tak sekolah.

Buing/Buing/buing bawalah kami kelangit cita – cita/ buing sirna riangpun sirna/harapanpun sirna buruh kecil kembali ke bising bising mesin kancing/mesin printing/mesin gunting/mesin sinting/ mesin mesin pembunuh masa depan....


Atau perasaan tak segan untuk menyentil pemerintah saat itu yang dirasa sangat sensitif, lewat suara kaum urban, mengenai penggusuran pada lagunya "Hijrah",

Kami tengah ter gesa gesa/Untuk hijrah dengan terpaksa/Meninggalkan tanah tercinta/Yang bersolek tak henti henti/Rumah kami esok tiada/Senyumlah nak pada kamera/Katakan saja kau sukarela/Demi gedung angkuh berdiri/Kita jelang damainya hutan/Hijrah ini kita mulai..

Lalu lirik dengan diksi yang sangat memukau sekaligus intuitif, tentang kesenjangan rasialisme pada I Tjiang Tse, I ,

Hai rumah berpagar tinggi/Aku datang cari cintaku/Gadis kuning tetangga mimpi/I Tjang Tse, Li/Kuketuk pintu nagamu/Dan bersanbut anjing menyalak/Lalu satpamu menyeringai/Betapa rumit berbeda kulit/Meskipun kalbu bernegri Satu/kau curiga, aku curiga/Saling waspada dalam cumbu/Demi budaya aku suka

Tema lainnya yang tak kalah menggelitik seperti pada lagu "Polisi"

Yang paling enak anak polisi/dihormati oplet dan taksi/tunduklah wahai para pengemudi/peluitnya mengundang sanksi/jaman ini jaman polisi/hati hati ambil posisi // yang paling hebat anak tentara/pinjam bedil pistol negara/pasti ditakuti oleh semua/gratis jika naik bis kota//

Sebuah lirik frontal dia buat pada saat peristiwa Malari (menjelang SU MPR saat itu). Suasana politik memanas antara mahasiswa polisi dan ABRI, sebuah lirik yang dapat menggambarkan keadaan sosial saat itu.


Sebuah Potret Keadaan

Dalam mencipta Dede Harris selalu mengamati dan mengedepankan realita sosial yang terjadi di sekitarnya, beliau tidak pernah menolak karyanya disebut sebagai musik protes. Karyanya dinilai berhasil memotret kegiatan masyarakat seutuhnya, dan merekam realita sosial saat itu. Sehinga akhirnya Dede dikenal sebagai musisi dan penyanyi yang punya kelas tersendiri, setidaknya itu terbukti pada antusiasme massa terhadap konsernya di TIM pada tanggal 16 Agustus 1993.

Dede adalah satu di antara sedikit musisi Indonesia yang karyanya diakui punya kemampuan untuk memotret dengan baik, sambil memberi kritik terhadap berbagai peristiwa dan manusianya tentunya. Tuturan puisinya mempunyai gaya yang khas.

Dede memang mewarisi sikap dan semangat patriotik kaum pemusik minoritas, tapi justru hal itulah yang membuat dia menarik untuk dicatat, dengan kesadaranya, beliau menempatkan karya pada wilayah yang menurut-nya tepat, (seperti kampus). dengan mengungkapkan perasaan yang tersembunyi dari sebagian masyarakat, yang terpaksa disimpan dalam-dalam karena ketakutan atau ketidak berdayaan.

dari : Uncluster[Eka Nugraha]


Kamis, 14 Mei 2009

Rabu, 13 Mei 2009

Damai itu indah



Di sebuah camp latihan militer Kekaisaran Dinasti Ming 2500 tahun lalu. Seorang calon Perajurit sedang di doktrin oleh Jenderal Shung Tzu sang Instruktur. "Sebutkan tugas pokok seorang Perajurit ... !" bentak Shung Tzu.. "Bertempuuuuur ... !" jawab si Perajurit dengan keras dan tegas. "Salaaaah .... ! Ulangiiii ... ! " plaaak plooook ... pipi si Perajurit ditampol oleh Shung Tzhu "Bertempur sampai mateeeeeek ... !" jawab si Perajurit makin keras dan tegas. "Baguuuuus ... ! Ulangi seribu kali ... !" perintah Shung Tzhu. Si Perajurit kemudian meneriakkan 1000 kali kata Bertempur Sampai Matek Ditunggu oleh Shung Tzhu sambil berkacak pinggang didepannya. Setiap suara si Perajurit melemah. Cleeeeeng ... cleeeeng ... cleeeeng !!!!! Helm si Perajurit diketok keras dengan tongkat komando sang Jenderal.. Bertempur Sampai Matek kemudian meresap kedalam jiwa si Perajurit. Naluri tempur si Perajurit pun terbangun. Dengan naluri tempur tajam, balatentara Ming menggilas negara tetangganya. 2500 tahun kemudian. Disebuah camp latihan militer negara yang cinta damai. Seorang intruktur bertanya dengan lembut pada seorang Perajurit. "Hiii ... Perajurit sayang ... ! Apa tugas pokok mu ... ?" "Damai itu Indaaaah, my darling .... !" jawab si Perajurit dengan manja dan kebencong-bencongan. "Salaaaah ... !" bentak sang intruktur sambil mencubit pipi si Perajurit. "Damai dan Bersatuuuu.., darling !" si Perajurit mengulangi dengan kenesnya. Seusai pendidikan, si Perajurit kabur dari Kompinya. Dia kemudian membuka SALON "DAMAI ITU INDAH" Di akhirat, Jenderal Tzung Shzu senyum malu-malu .....

Mustikabiru
The House of Blue Light
www.ombakduren.blogspot.com

Jumat, 08 Mei 2009

Matisuri


Saking bete'nya hidup didunia yang kata Achmad Albar bagaikan panggung sandiwara.
Mas Barkah jalan-jalan ke akhirat untuk refreshing.
Jalan-jalan ke akhirat mohon jangan diartikan mati. Seperti juga halnya sekolah gratis, kata Pemerintah. Gratis mohon dipahami bukan berarti tidak bayar. Justru makin mahal dibanding ketika sebelum dinyatakan gratis. "Emang sekolah nenek moyang loe ... !" jawab pak Menteri ketika di konfirmasi.
Pak Menteri mengaskan " Gratis bukan berarti tidak bayar, toloooool ... !"
Kembali mengikuti perjalanan mas Barkah di akhirat. Di sebuah tikungan jalan dia bertemu dengan ruh Nasaruddin yang lagi ngetop di dunia. "Anda kan yang mati ditembak ...?" sapa mas Barkah. "Betul ... ! " jawab ruh pak Nasar. "Di dunia sedang heboh memberitakan kasus anda .." mas Barkah kemudian bincang-bincang panjang lebar. Dang-kadang berbisik supaya tidak kedengaran ruh lain yang gentayang disekitar mereka. "Apa betul dalang pembunuhan adalah mr AA .." tanya mas Barkah. "Emang gua pikirin .." jawab ruh pak Nasar pendek. "Apakah motivasinya rebutan caddy miss R .... ? " mas Barkah mencecar seperti Polisi. Setiap ditanya apa saja, ruh pak Nasar hanya menjawab singkat "Emang gua pikirin". Ternyata tembakan dikepalanya menembus otak dan membuatnya enggak bisa mikir. Ngapain gua tanyain dan ikut-ikutan mikirin, pikir mas Barkah. Wuuuuuuuuussss ... mas Barkah kembali ke dunia. Sesampainya di rumah dia heran melihat banyak orang dan bendera kuning dipasang. Dibelakang rumah dia melihat tubuhnya sedang dimandikan layaknya jenazah. Saya kan masih hidup kenapa diperlakukan seperti jenazah, pikir mas barkah. "Apa-apaan ini .." mas Barkah berteriak dan bangkit berjalan kesana kemari. Para pelayat pun berlarian kesana kemari sambil berteriak. "Mayat telanjang hidup ... ! Mayat telanjang hidup ... ! " teriak para pelayat. Mas Barkah enggak nyadari kalau dirinya telanjang bulat dan tititnya yang buntek gondal-gandul bagaikan pendulum.

Mustikabiru
The House of Blue Light
www.ombadurenew.com

melampaui bentuk


Akhir-akhir ini mas Indra sering migren, kepalanya pusing sebelah.
Kadang sebelah kiri, kadang sebelah kanan.
Ketika mikirin produksi film, yang sakit sebelah kiri.
Mikirin bisnis Cafe, sakitnya berpindah kesebelah kanan.
Mikirin Recording Studio, pusingnya pindah kebelakang.
Ngeliat cewek bahenol mental mentul, pusingnya muter.
"Enggak usah dipikirin ..! Seperti gw nih ! Enggak pernah mikir .. " kata Malau mencoba menghibur.
Malau memang enggak pernah mikir karena enggak perlu mikir.
Ayahnya pemilik Kebon Sawit yang paling luas dipinggir danau toba.
Sebagai anak pengusaha tajir, ingin ini itu mulut Malau tinggal mangap.
Ploooook .... segepok uang langsung menyumpal mulutnya sebelum berbunyi minta uang.
Masih kurang .... tinggal angkat telpon.
Weeessss .... ATM nya langsung padat.
"Loe contoh guwa, dari waktu ke waktu mejeng di Facebook .." kata Malau sambil terus ketak-ketik laptopnya.
"Bener juga loe " mas Indra merespon sambil mengeluarkan IPhone.
"Blackberry udah ketinggalan jaman " mas Indra membanggakan IPhone nya.
Keduanya langsung tenggelam ketak ketik buka internet.
"Heran, kenapa cewek enggak ada yang nempel, padahal duit gw enggak berseri. Mobil gw Alphard ...! " guman Malau.
"Loe begok sih ...!" sahut mas Indra.
"Cewek-cewek itu yang begok " Malau mengumpat.
"Duit gua seperti air, tampang gw tenar di TV. Tetep aja cewek enggak ada yg mau sama gw .." Malau membanggakan ketajirannya.
Wuuuuuuussss ... Ndang muncul ngegandeng Nike Ardila.
Malau dan mas Indra terheran-heran ngeliat Nike Ardila.
Bukankah Nike Ardila sudah lama meninggal, pikir keduanya.
"Heran loe ya ... ?" Ndang membaca pikiran keduanya.
"Yo'i Ndang ... ! " jawab Malau dan mas Indra serentak.
"Di dunia memang mati tapi di akhirat doi masih hidup. Sekarang pacaran sama gw .. !" kata Ndang sombong.
"Sok tau loe ... !" maki Malau dan mas Indra serentak.
Ngentot loe ..... ! Cuuuuuuuuueeeeh .... ! Muka Malau dan Mas Indra belepotan ludah Ndang.
Ndang dan Nike Ardila pun terbang ke langit.


Mustikabiru
The House of Blue Light

Kamis, 07 Mei 2009

Langit Padang Rumput Satelit

Sigit Hardadi





Bumi semakin tipis
atlas atlas kuno itu kutubnya cair
mungkin tidak lagi bundar
ompong bagai kanak kanak gigis
karena manusia menggerus habis
kitab kitab tak hendak digubris


Lampu merah jagad raya mulai padat
satelit di udara morat marit
karena bumi kian menyempit
langit padang rumput satelit
radar terus memutar
manusia buas berkibar
matahari malas beredar
menangkap manusia kambing
rumput di bumi habis pindah ke langit



Bumi semakin tipis kawan
mari kita merumput di langit
daratan pelan-pelan tenggelam
air laut mulai tak asin
ikan ikan jadi logam
dan gunung gunung mulai rebah
jadi beton beton bablas gusuran
bumi akan perpenghuni manusia babi
manusia macan
manusia ular
manusia anjing
manusia yang ujudnya manusia
berkelakuan tikus
berwatak srigala
segalanya akan disapu
secara terpadu



Langit padang rumput satelit
kita akan bermukim di sana
sebagai manusia kambing bersayap rajawali
manusia sapi bersayap garuda
dan kita tetap tidak mengerti
padang menuju mana
sambil mengembik
sambil melenguh
mencari rumput satelit
menunggu dipanggil
mungkin
kita bersama-sama :
masuk neraka





Mei, 2009

AA dan Rani, Nasrudin, heboh sureboh











Rani juliani atau Rhani Yuliani atau Ranny Yuliani, masih belom jelas, yang jelas sosok Caddy manis ini langsung ngetop ngalahin Mulan Jameela....Pinot Manohara....blognya dipasangin iklan macem macem, ribuan orang masuk ke blognya ngalahin blog ombakdurenew....hidup Caddy !
Ingin Blog anda ramai dikunjungi pengunjung hingga ribuan orang perhari, mungkin teman-teman bisa belajar atau bertanya dengan Rani Juliani. Blog Rani Juliani yang ada dihosting gratisan blogspot beberapa pekan terakhir menjadi blog terlaris yang rata-rata dikunjungi oleh ribuan orang perhari. Blognya simpel, isi postingnya juga cuma 2, tapi komentar yang ada di masing-masing postingan data terakhir sudah mencapai 300 an. Apa sih hebatnya blog Rani Juliani?? Sebetulnya bukan blognya yang hebat tapi berita tentang Rani Juliani yang yang disebut-sebut merupakan istri ketiga Nasrudin Zulkarnaen yang "katanya" menjadi pemicu terjadinya pembunuhan Nasrudin yang juga melibatkan orang paling top di KPK itulah yang hebat. Ribuan pengunjung mampir, ratusan komentar penuh caci maki maupun penuh empati bahkan iklan dan promosi juga mengalir di blog Rani Juliani.

Siapa sih Rani Juliani??
Dia adalah seorang Mahasiswa Semester 2 di STMIK Raharja. Berprofesi sebagai seorang Caddy Golf :

* Umur: 22
* Jenis Kelamin: Wanita
* Tanda Astrologi: Cancer
* Shio: Macan
* Industri: Pelajar
* Jabatan: mahasiswa
* Lokasi: Tangerang : Banten : Indonesia



Mau liat blognya Rani, klik disini . . .

Rabu, 06 Mei 2009

Andy Liani

Mengenang Andy Liani

Vokalnya meliuk,melengking tapi tak jarang pula mengharu biru dalam genggaman aura balada.Sayang usianya pendek .Itulah Andy Liani,lelaki berambut gondrong dan berair muka tampan.
Andy Liani,pernah pula mampir di Gang Potlot yang banyak melejitkan nama-nama sohor mulai dari Oppie Andaresta,Imanez hingga Anang Hermansyah.
Andy Liani bahkan pernah menjadi vokalis Slank,jaman Slank belum melangkah ke bilik rekaman.Andy Liani pun sempat pula menjadi vokalis El Pamas,walau tak lama.Sosoknya memang kharismatis. Bersama gitaris Pay,Andy pun pernah tergabung dalam kelompok Fargat 72.
Di awal dasawarsa 90-an,Andy Liani pernah merilis sebuah single "Satu Cita",sebelum akhirnya melepas album "Misteri" dengan hits "Sanggupkah" yang ditulis oleh Pay,Andy Liani dan Rustam.
Di album ini Andy Liani dikawal Pay (gitar),Ronald (drums),Indra Qadarsih (keybaords),Thomas Ramdhan (bass),Arie Roxx (drum) dan Oppie Andaresta (suara latar).
Album ini menyajikan pop dalam sentuhan rock.Walau kualitas vokal Andy Liani yangt sesungguhnya tak keluar secara maksimal.Toh,album ini merupakan "peninggalan" berharga bagi penggemar Andy Liani yang berpulang pada tahun 1995.



Track List
1.Sanggupkah
2.Masih Ada
3.Nirwana
4.Bukan Itu
5.Kau Harus Diselamatkan
6.Kata Cinta
7.Misteri
8.Brother Jack
9.Boleh Ma




From Fb Denny Sakrie

Selasa, 05 Mei 2009

Pojok Dokar

Merahputih







Adalah Hashim Djojohadikusumo selaku direktur PT Media Desa Indonesia yang ber-samen werken dengan Rob Allyn dan Jeremy Stewart dari Margate House yang bertindak sebagai penerbit film ini. Berkat skenario dari Connor Allyn dan Rob Allyn, sutradara Yadi Sugandi langsung menukangi film ini.
Pemain Teuku Rifnu Wikana yang berperan sebagai pemuda pejuang asal Bali. Rudi Wowor, Lukman Sardi, Doni Alamsyah, Atiqah Hasiholan, Rahayu Saraswati dan Ario Bayu.
Sutradara Yadi Sugandi , penata artistik Iri Supit atau ahli efek khusus Paul Leonard, Adam Howarts, Nama yang terakhir ini sempat terlibat di film Saving Private Ryan dan Black Hawk Down.
Agaknya, Merah Putih ini memang akan menjadi produk yang luar biasa secara eksekusinya. Maklumlah, sudah cukup lama tak ada film perang lagi di negeri ini. Wajar saja jika banyak pecinta film di tanah air menanti dengan penuh harap. Dan kini penantian itu akan segera terlunasi sekaligus sebagai kado hari kemerdekaan 17 Agustus tahun ini.

Photo dari Paul Leonard

Senin, 04 Mei 2009

Ngamen di Pangandaran



Gini neh kalo abis Show gak dibayar....kita ngamen aja.....Kejadiannya Di Tasikmalaya, begini ceritanya, BABADOTAN, adalah salah satu pengisi acara yang di gelar di Tasikmalaya, bersama rombongan anak anak IKJ, ada Tari, Pantomim, Musik, dan laen2, Kita diundang Almarhum Sena Utoyo untuk memeriahkan acara Kawula muda Tasikmalaya.....Agustus 1981.....eeeeh Duit honor dibawa kabur Panitia bagian Ticket....Sena jadi gak enak ama kita kita, maka untuk menyenangkan hati, kita diajak piknik ke Pangandaran ke Villanya, disanalah BABADOTAN tanpa Goem2 n Rike Barnie yang sudah pulang duluan mengadakan per ngamenan.....Gw, tonny Matt, Bernice n dirame in Boyke yang kadang gantian ama Didi Petet....Kita ngamen di sebuah warung Beer, dan gak boleh pindah sama pengunjung warung itu.....disuru nyanyi sampe abis stock lagu....Selama ngamen Clemen Aliandoe dan yang laen termasuk Steve Clement jadi Pengawal Artis hahahaha....pulangnya dijemput Minibus....yang nonton bingung.....Ini koleksi Photo hasil jepretan Steve Clement....Thanks Steve....Its a Great Shoot and amazing Experience......

Minggu, 03 Mei 2009

WARKOP PRAMBORS


Warung Kopi Prambors adalah fenomena dalam industri hiburan negeri ini.Mulai menyeruak dari bilik studio Prambors yang mangkal di Borobudur Menteng Jakarta Pusat.Lalu mendobnrak TVRI ketika tampil di "Terminal Musikal Tempat Anak Muda Mangkal" yang digagas Mus Mualim dan wadyabala Prambors.Lalu bikin 2 album fenomenal lewat label Pramaqua,kongsi antara Prambors dan Aquarius.
Berikut ini cuplikan obrolan saya dengan Johannes Soerjoko,pemilik Aquarius perihal grup lawak "intelek" ini :

Siapa yang anda kenal dari warung Kopi Prambors ?


Dari antara mereka yang saya kenal duluan adalah Rudy Badil , Badil begitu saya panggil dia , adalah adik iparnya kakak nya July Joseph partner saya di gang Kaji ketika Aquarius pertama kali berdiri .


Siapa yang menggagas Warkop masuk rekaman ?

Saya tidak ingat siapa yang memberi idea agar warkop direkam ke kaset untuk diedarkan .
Awal tahun 1979 se bulan sebelum kaset warung kopi di rilis , saya bertemu dengan Temmy untuk membicarakan kemungkinan rilis album Warkop .
Temmy Lesanpura , Dialah yang pada tahun 1973 melahirkan acara Warung Kopi di Radio Prambors . Suatu idea yang genius , dan sejak itu jutaan orang telah dihibur oleh grup Warkop ini , sampai hari ini film s film Warkop masih tampil di layar tv tv swasta kita . suatu tanda karya yang evergreen yang masih digemari .

Boleh tau gak berapa sih bayaran Warkop untuk rekaman album ?

Deal album Warkop pertama sebesar 10 juta rupiah Flat Pay , jumlah yang besar pada zaman nya
Mengingat sebuah album yang produksinya kelas mewah saja ( studio gelora seni ) rata rata biaya nya cuma 5 juta rupiah all in Flat Pay
dan jika ada deal dengan royalty nilai bekisar 50 - 100 rp per kaset .
Kenapa kontrak Warkop lebih besar dari grup lainnya , Karena kondisinya yang lain .
Saat Warung kopi di kontrak Pramaqua , mereka sudah membangun image selama 5 tahun jadi bukan artis baru , mereka sudah masuk katagori artis yang established, Warkop juga telah membuktikan berhasil tampil sukses dimana mana ,acara mereka di radio Prambors sudah ngetop dan selalu ditunggu . mereka sudah punya Brand .
Radio Prambors saat itu memiliki dua ( 2 ) signature produk yaitu LCLR Prambors dan Warung Kopi Prambors .
Metode marketing dan promotion Pramaqua yang selalu ingin mengkondisikan dahulu sebuah single dari album yang akan kita rilis , dengan melihat signal dari radio , telah terpenuhi oleh Warkop waktu itu , malahan signalnya sudah menghasilkan bunyi bel .
Jadi kita yakin , dengan World of Mouth saja , ketika album nya di rilis , sudah bisa lari kencang di pasar . perhitungan juga termasuk biaya pemakaian studio yang tidak akan besar , paling paling satu dua hari karena semua materinya sudah siap ?! ( Pandangan yang ini terbukti kita salah ) .
Saya sangat optimis , Pramaqua sign warung kopi 1 album plus option 1 album , Kita hubungi Alex Kumara untuk menangani proyek rekaman nya .
Materi di kumpulkan dan sudah cukup untuk satu album , Warkop yang saat itu masih formasi yang utuh ( tanpa Rudi Badil ) , yaitu Kasino , Dono , Nanu dan Indro . Ok ... ,..... We Go .

Kita masuk studio Gelora Seni , materi yang telah dipersiapkan lalu direkam , hasilnya ....... ......gagal besar !? , terasa steril , mereka tidak berkembang distudio , emosinya dingin , tidak menyentuh .... . Ternyata mereka demam studio
kita juga menghadapi kendala untuk mencari gelak tawa suara penonton yang alamiah untuk dapat mendukung suasana menjadi hidup / Live .

Terus solusinya gimana ?

Ya.......... Live itulah yang harus kita lakukan . Saya diskusikan lagi dengan kawan saya Alex Kumara dan dia sependapat , kita harus rekam live .

Gimana caranya ?


Rekaman Live waktu itu bukan lah seperti hari ini dimana station TV memiliki Mobile Remote Recording Studio , dengan Wireless Microphone , peralatan yang kita punya hanya dengan tape Revox A 77 ( prototype homestudio dari pabrik Studer ) , beberapa mic dengan preamp nya , serta mixer kecil . jadi harus cerdik untuk agar suaranya bisa dipakai untuk komersial .
Ada pertunjukan di Palembang , Ok kita berangkat ke Palembang , saya belum pernah ke Palembang sebelumnya , jadi kunjung an pertama ke kota ini .Di Venue tempat Warkop akan tampil , Alex Kumara memasang microphone dibeberapa tempat dan ada yang digantung dengan kawat , acara di rekam dengan pita 1/4 inches (2 track ) dan dengan speed 7,5 .
Pertunjukan dimulai , Warung Kopi in action , ternyata penonton kota Palembang panas sehingga membuat penampilan anak anak Warkop menjadi hidup .Kita dengar hasilnya memuaskan jadilah rekaman Warkop yang pertama .

Setelah album pertama sukses ?

Kita kontrak lagi Warkop pada bulan Agustus 1979 untuk album keduanya kali ini sebesar Rp 25 juta rupiah Flat Pay , Pantas album pertama meledak kok , walaupun faktanya album kedua terjual hanya separuh album pertama .,
Rekaman Live berikutnya di kota Pontianak , saya ikut juga lagi ke Pontianak ,kita melakukan sistim yang sama seperti di Palembang , dugaan kita tidak meleset , Warkop juga sukses besar di Pontianak .

Punya pengalaman menarik tentang Warkop ?

Ada pengalaman yang tidak bisa saya lupakan yaitu ketika kita berkunjung diibu kota KalBar waktu itu , kita naik Merpati Airline dengan pesawat fokker 27 dari Jakarta ke Pontianak , kursi penumpang hanya ada yang disebelah kanan , kursi di sebelah kiri dikosongkan dari depan sampai kebelakang , untuk mengangkut cargo , jadi flight kita adalah two in one , flight (penumpang dan cargo ) tapi aneh nih ... cargo nya bukan hanya barang saja yang diangkut tapi juga termasuk ternak , jadi disebelah kiri tempat duduk saya dan Alex ada Kuda ... . Oops la ......... gimana kalau kudanya kaget dan ngamuk ............. Unbelievable Man ,

Ha....ha....ha terus terus ?

Kita check in di hotel bintang empat , hotel baru yang paling Top waktu itu , lupa nama hotelnya , mewah hotelnya , ketika saya mau mandi dan mengisi bath tub nya , saya terperanjat , kok air nya coklat seperti air teh , ada apa ya , ternyata air di Pontianak semua nya seperti itu , yaitu air yang dari air Gambut , wah kita kurang informasi nih sebagai pengunjung baru yang pertama kali ke Pontianak jadi kena ........Shock , hari sudah malam , saya malas keluar untuk cari air bersih , achirnya saya terpaksa gosok gigi pakai Coca cola , It.s a real thing , have a coke and smile , Enjoy ..... slogan mereka .
Gimana penjualan album Warkop kedua ini ?

Album nya warung kopi dirilis dan langsung meledak karena telah ditunggu , terjual lebih besar dari kaset albumnya LCLR 77 , LCLR 78 dan album soundtrack Badai Pasti Berlalu waktu itu . Album Warkop terjual 180 ribu kaset hanya dalam 45 hari dan all time sale mendekati 200 ribu unit ( pada waktu itu sale sebesar ini sudah meledak besar , adalah merupakan sale yang terbesar pertama kali untuk Aquarius ) , sale album keduanya juga laku tapi agak menurun terjual diatas 100.ribu kaset .
Memang life cycle dari album lawak seperti Warkop ini sangat pendek umurnya , tidak seperti album lagu lagu pop yang bisa evergreen dan bisa berada dipasar selama bertahun tahun lamanya . Lain dengan album Badai dan LCLR 77, 78 ( album kompilasi ) yang masih bisa dijual setelah belasan tahun dirilis .

Saya suka tuh dengan kedua cover Warkop.Kayaknya artistik gitu ?

Itu dibuat sama Lesin.Lesin juga telah membuat sebuah design logo dan cover dengan hasil yang superior , I Love the design Folk ! , Logonya terus dipakai oleh Warkop dalam kurun waktu yang cukup panjang .

Setelah 2 album Warkop sukses ?

Hubungan kita dengan Warkop berlanjut , terutama dengan Kasino yang kadang kadang datang untuk berdiskusi dengan kita di Pramaqua ,
Suatu hari di pertengahan tahun 1979 setelah kita merilis album pertama Kasino memberitahukan bahwa the grup mendapat beberapa tawaran untuk main film , dia tanya pendapat kita , kenapa Pramaqua tidak main di bisnis film , Warkop tidak ada relasi nih didunia film , apakah Pramaqua bisa menjadi partnernya untuk cari perusahaan film yang tepat dan asyik diajak kerja sama , Ok kita coba , beri kita waktu .

(segitu aja dulu dongengya ya.....ayo semuanya bobok.....besok mau kerja he he he)

From Notes FB : Danny Sakrie