Minggu, 15 Maret 2009

NDANG TELAH PERGI

Puisi Sigit Hardadi

Sejak kapan pastinya
Dia hadir dengan seringainya
Watak yang sulit terduga

Mengelana di TIM
Dulu di tahun 1979 bersama satu kawannya
Atau itu musuhnya si Agus

Dua anak trengginas
Beringas
Pernah mereka jatuh dari atap TIM Teater
Dan sakti
Hanya sedikit luka-luka
Pernah tangannya digilaskan mobil
Dahsyat
Tak apa-apa

Entah tahun berapa si Agus lenyap
Hanya Ndang sang maestro juru kunci TIM
Muncul si Unyil tapi kandas di telan musim
Ada sosok jegger pun lindap
Anak siapakah mereka sebenarnya?

Ndang seakan membenamkan diri di TIM
Tak pernah kusaksikan dia mengeluh
Bila marah vocalnya keras bagai baja
Bila senang tawanya ngilukan telinga
Bila bersiul perih nian bagi yang luka

Dari segala angkatan di LPKJ-IKJ
Ndang adalah maskot tiada taranya
Bagi TIM-DKJ dan segenap tenda sampai
Beranda di gerbang
Dan bagi para seniman dan tetamu
Ndang adalah manusia ajaib


Dia telah menanamkan sesuatu
Tanpa dia tahu
Tahun 2009 hari Kamis sore
Di Maret pertanggal 12
Dia pergi selamanya
Anak siapakah dia sebenarnya?
Tidak perlu jawaban
Tidak penting

Dia ndang
Yang secara khusus diturunkan di TIM
Sebagai kawan kami
Karena tugasnya dianggap cukup
Maka dia kembali


Ndang
Selamat jalan
Segala watakmu kami kenang
Termasuk ompongmu
Dan beberapa lembar kumismu
Njelamprong

Sejak kini
Dia menutup permainannya
Menyudahi riwayatnya

Kita?
Tunggu gilirannya




Maret,13
2009


Selamat jalan Ndang....loe belom denger album IRAMA OMBAK DUREN....

AKHIRNYA DIA PERGI JUGA*
Mas Barkah tertunduk pilu didepan jenazah 'Ndang yang terbungkus kain kafan.
Disampingnya ada banyak orang yang juga tertunduk pilu.
Alumni dan mahasiswa Institut Kesenian Ombak Duren merasa kehilangan.
Mengapa mereka harus merasa kehilangan ditinggal pergi si "Ndang ?
Padahal, 'Ndang bukan siapa-siapa.
Dia hanya orang yang dapat kita jumpai setiap saat di Taman Ombak Duren.
*"Ketika saya masuk Institut Kesenian Ombak Duren, 'Ndang adalah
terror .."*kata mas Barkah pelan.
Apa yang dikatakan mas Barkah adalah peristiwa yang terjadi 32 tahun lalu.
Saat itu 'Ndang masih remaja tapi wajahnya ya seperti sekarang.
Dia sangat ganas, melempar dengan batu, memukul atau meludahi muka pada
orang yang mengejeknya.
Sesekali dia dipukuli mahasiswa saking nakalnya.
Semua pukulan tidak berarti baginya.
Suatu saat pernah ditabrak mobil.
Sungguh ajaib, bagaian depan mobil ringsek tapi 'Ndang sehat wal'afiat.
Sejalan dengan bergulirnya waktu, 'Ndang makin arif dan banyak menolong.
*"Kita tidak ada yang tahu berapa umumrnya ketika itu ..."* kata mas Atmo
yang mengenal 'Ndang 34 tahun lalu.
*"Mungkin saat itu itu umurnya masih belasan tahun ,,. "* komentar German
Nan Biasa yang mengenalnya 28 tahun lalu.
Setiap generasi mahasiwa IKOD dari tahun ke tahun pasti mengenal 'Ndang.
*"Ndang pun mengenal setiap orang yang berada dilingkungan Taman Ombak
Duren.*
'Ndang bukan siapa-siapa, dia buta huruf tapi tidak gila.
Tapi ada juga yang menganggapnya gila.
Dia akan marah sekali jika dibilang gila.
Dia akan melempar batu dan meludahi muka orang yang mengatakan dirinya gila.
Tapi, dia akan tersipu-sipu malu jika kita tanyakan siapa pacarnya.
Dia akan marah sekali jika melihat orang yang dikenalnya berjalan dengan
pasangan lain.
Dia tidak suka pada perselingkuhan.
*"Wajahnya memang the Beast, tapi saya yakin hatinya bersih ...!" *kata mas
Barkah.
*"Dia orang jujur ..."* celetuk mas Atmo.
*"Jaman sekarang, sulit untuk menjadi orang jujur .."* komentar German.
*"Orang jujur di Indonesia tinggal satu, namanya Jujur Prananto ..."* mas
Barkah mengingatkan.
*"Sepanjang hidupnya Jujur Prananto menanggung beban berat .."* mas Atmo
menimpali.
*"Dia harus Jujur sepanjang hidupnya .." tiba*-tiba 'Ndang turut bicara'
*"Lho .... kok loe bisa ngomong ..*.!" semua pelayat serentak bertanya. .
*"Emang orang mati enggak boleh ngomong ..."* kata 'Ndang sambil bangkit
berdiri.
*Pocong .... pocooong .... pocoooooong ... the Real Pocong !*
Semua pelayat semburat berlarian.

Sersan Mustika Biru
The House of Blue Light
www.ombakdurenew. blogspot. com

berikut ini sajak putu widjaya ...

LAGU BUAT NDANG

Bukan airmata mengiring kau mati
tapi sunyi
Tak ada lagi tertawa
terlambat di penonton
kau berhenti

Hanya tatapmu menerobos jauh
di sela-sela hiruk pikuk
membuat lengkap peristiwa

Uang kecil di sakuku bergetar
ingin menghampirimu tapi bagaimana
kau tak lagi menyulut rokok
di pintu gerbang jatahmu dicoret
kursi restoran tempat nongkrong kosong

Hanya langkahmu terus bergetar
mengiring malam ke pagi
riwayatmu yang tak berarti menjadi kenangan tersendiri

Kau tak pernah pergi
rumahmu dalam hati kami

Ketika kau tak lagi bicara
suaramu terus bekerja
menjadi angin liar
mengembara tak henti
bagai kuda tanpa pelana

(pw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar