Selasa, 17 Maret 2009

NARSIS



Siapa Yang Narsis: Politikus atau Fesbukus?
Gatot Widayanto's Notes

Tiap hari kalo lihat spanduk digital print warna-warni berisi promosi caleg ANU dari partai SESUATU ...saya kok rasanya "neg" pengen mblokek karena nggilani pol. Lha, gimana ndak "nggilani" lha wong mosok promosi dirinya kok ndak malu? Padahal sudah bukan rahasia lagi, banyak udah wong leglisatif yang katanya TERHORMAT itu malah kenyataannya TERNISTA karena tergoda bujuk-rayu setan dan iblis melalui tumpukan kertas yang bisa dituker Mercedez, BMW atau apa gitu lah pokoke ...

Padahal, kata ustadz yang ceramah di suatu majelis taklim, di jaman Rasul, yang namanya kepilih jadi "pemimpin" adalah PETAKA karena tanggung0jawab memegang amanahnya bukan main beratnya. Bahkan, sahabat Rasul yang menerima amanah mengucap "Innalillahi" kalo "dipilih" (bukan "menyodorkan diri buat dipilih") jadi pemimpin. Lha ..kok malah sekarang caleg-caleg itu malah menginvestasikan uangnya supaya dipilih. Lha, opo tumon? Opo jaman ora kuwalik to yo?

Atribut yang mereka gunakan hampir selalu serupa: kalo laki2 berkopyah, perempuan berjilbab, dan muka senyum seolah menunjukkan WIBAWA sebagai pembela "rakyat" (kata yang belakangan jadi top markotop di negeri ini dan sudah menjadi "komoditas"). Mungkin beberapa dari mereka pemikirannya gak progresip blas .. gak prog markoprog kayak penggemar Yes, Genesis, Marillion, The Flower Kings, Porcupine Tree, Gentle Giant ..gitu ... Kenapa? Paling banter orientasi mereka cumak lima tahun ke depan doang. Coba bandingkan dengan businessman Konosuke Matsushita yang membuat business plan perusahaannya SERATUS TAHUN KE DEPAN. Lha, opo ora revolusioner??

Siapa yang NARSIS sih?

Fesbukus (bukan politikus) dicap sebagai orang2 narsis. Istilah narsis ini saya dengar pertama kali saat album Genesis "Foxtrot" dirilis tahun 1972 dari lagu top "Supper's Ready", dan sekarang ngetop banget istilah ini. Intinya adalah orang yang "menonjolkan dirinya" sendiri. OK lah kita terima aja orang melabel kita dengan "narsis".

Tapi ....

Tunggu dulu ... Sejauh mana sih segila-gilanya Fesbukus itu NARSIS? Pualing buanter cuman sampe pada taraf: "Ini lho aku, coba kawan, perhatikanlah aku ....". Tak lebih dari itu kok. Kecuali kalo Fesbukus itu sekaligus politikus ...yo jelas lah ...dia ada kamsud PILIHlah DAKU ... Daku ini paling membela rakyat, paling visioner dalam mengentaskan kemiskinan lho ...
Tapi fesbukus sejati ya paling cuman CAPER doank lah ... Saya tahu itu! Itu udah paling pol dan paling pok. Kalo main layang2, benangnya udah abis ..itulah disebut "pok" tadi.

Kalau Politikus?

Ini mah udah "super duper" Narsis ...karena gak hanya CAPER ...tapi udah jelas CADUKSUAR (cari dukungan suara). Semboyannya: "Inilah daku yang paling top. Perhatikanlah daku. PILIH lah daku...Nomer daku ini lho: ..."

Kesimpulannya:

Politikus jauh lebih narsis dari Fesbukus .....

Bagaimana menurut Anda? Setuju ndak? Ndak pa pa kok ndak setuju. Anda ndak setuju pun saya masih suka YES, MARILLION, GENESIS kok ... Wis ndak nyambung!

(Oh ya ...kalo motifnya mau MEMPERBAIKI negara, biarlah mereka itu DIPILIH bukan karena MENGAJUKAN DIRI buat DIPILIH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar