Selasa, 09 Juni 2009

State Capitalism



Apa itu State Capitalism ?
Menurut para pakar ekonomi, trand ekonomi dunia sudah begeser.
Apa yang disebut Neo Liberalisme, Ekonomi Kerakyatan, Ekonomi Jalan Tengah dan Kemandirian Ekonomi yang banyak disebut-sebut Oleh Tim Sukses Capres hanya akan bikin bingung. Pada kenyataannya dunia di landa krisis financial yang mengimbas dan memporak porandakan semua sektor ekonomi. Akibatnya timbul apa yang disebut State Capitalism. Pemerintah terpaksa harus intervensi mengambil alih atau menyuntik perusahaan swasta yang kolaps. Pada akhirnya ekonomi akan dikuasai Pemerintah dan tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk memperkuat politik kekuasaan.
"Guwa enggak bingung .... !" komentar Malau lirih dari balik Topi Miringnya..
"Guwa enggak peduli ..!" mbak Anti ikut-ikutan kasih pendapat.

Pendapat Malau benar dan pendapat mbak Anti pun benar. Masyarakat tidak peduli dengan segala macam tetek bengek istilah ekonomi. Yang penting, ekonomi lancar, tercukupi dan hidup tidak sulit. Ekonomi pas-pasan adalah yang paling tepat. Pas ingin punya mobil, ya kebeli. Pas ingin punya rumah, ya kebeli. Sekolah murah dan gratis, begitu janji Pemerintah. Pelayanan Kesehatan murah dan kalau perlu gratis tapi Pemerintah enggak janji ni yeeee..... Nyatanya, semua itu banyak bohong ketimbang benarnya. Mengumbar janji, sudah janji karakter bangsa Ombak Duren. Si Pengumbar janji bukan hanya pemimpinnya saja, pada level hubungan laki - perempuan pun begitu. Laki-laki mengumbar janji pada perempuan dan perempuan mengumbar janji pada laki-laki. Padahal dibalik itu sesungguhnya terjadi proses tipu menipu.
"Guwa udah enggak percaya sama mulut perempuan. Perempuan cenderung suka selingkuh. Matreeee .... !" komentar Malau penuh amarah yang terpendam.
"Laki-laki juga ..." sahut mbak Anti yang merasa tersindir.

Keraguan pun merajalela. Rakyat Republik Ombak Duren sulit mempercayai apa saja atau sebaliknya, Sebongkah batu pun dipercaya dapat menyembuhkan penyakit seperti yang terjadi di kampung Ombak Duren. Masyarakat nyaris lupa bahwa kehidupan manusia pada hakikatnya dikendalikan dalam satu system, yakni system Ketuhanan. System yang amat terang benderang dan sudah berjalan sejak alam semesta ini tercipta.
"Ngarang loe ..... !" komentar Malau dan ini adalah contoh kecil dari keraguan itu.

Profesional seni yang kreatif di masa mudanya, ketika encok, darah tinggi, diabet atau asam urat menyerang dimasa tuanya, dia ingin disebut budayawan supaya tetap eksis.
Kecenderungan itu pun meluas. Tidak hanya seniman. Pengamat, tentara, pengusaha, semua ingin disebut budayawan di masa pensiunnya.
"Nyindir guwa ... !" Malau merasa tersindir.

Presure realita kehidupan pada akhirnya menciptakan situasi manusia berkonflik dengan dirinya sendiri. Konflik dengan dirinya sendiri pada suatu titik akan terepresentasikan menjadi konflik eksternal. Sekecil apa pun masalahnya dapat dijadikan obyek konflik seperti fotonya Malau di Facebook.
"Itu fotonya John bukan foto guwa ... !" Malau berusaha meluruskan.

Dalam salah satu kasus, Irama Ombak Duren adalah contoh kumpulan manusia yang berkonflik dengan dirinya sendiri. Masalah yang seharusnya untuk intropeksi diri justru diumbar-umbar menjadi konflik eksternal. Ketika seorang pemusik tua memainkan alat musiknya, dia tenggelam pada keyakinan akan kehebatan musiknya. Dia menjadi sangat otonom. Ketika bunyi musik itu dipadaukan dengan sumber bunyi lain dari instrumen yang dimainkan orang lain, otonomi diri harus berbagi untuk sebuah keselarasan dalam proses yang disebut Mixing. Tapi apa yang terjadi ? Rasionalitasnya lenyap.

"Bangunan musiknya hancur ... !" keluh pemain ketimpring.
"Musiknya keruh ..." kata penabuh gamelan penuh amarah.
"Lagunya kehilangan ruh ... !" kata penabuh bedukdengan emosional.
"Saya kehilangan ruang ..." celetuk sang pesinden sambil marah-marah
.

Ini adalah konflik dalam diri sendiri tapi direpresentasikan sebagai konflik dengan ruang abstrak diluar dirinya. Musik yang dicaci-maki oleh pemusiknya sendiri pada akhirnya lahir menjadi Album Biru Irama Ombak Duren, ibunya meninggalkan si jabang bayi. Akhirnya si jabang bayi itu pun mati di pangkuan orang lain dan terciptalah ALBUM POCONG IRAMA OMBAK DUREN.
Pocong ... pocong ... pocoooooong ... Malau dan mbak Anti semburat berlarian.

Mustikabiru
The House of Blue Light
www.ombadurenew.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar