Sabtu, 06 Juni 2009

AMBALAT



Disamping sebagai Seniman yang selalu mendambakan kebebasan, mas Barkah juga seorang birokrat seni Institut Kesenian Ombak Duren yang dituntut keteraturan. Kedua hal ini sungguh bertolak belakang. Karena sering dipusingkan oleh benturan antara kepentingan ingin bebas dan kepentingan keteraturan, mas Barkah sering lari ke tema lain supaya enggak stress. Hampir tiap hari dia kongkow-kongkow di Warung Ombakduren ngobrol ngalor-ngidul. Kemarin bicara tentang Manohara, setelah itu membahas masalah Capres. Hari ini temanya masalah Ambalat yang sedang hit di media massa. Mas Barkah taunya dikit-dikit tapi ngomongnya banyak. "Malaysia cuek ..." mas Barkah membuka omongan bak analis militer. Menurut berita TV yang dilihat mas Barkah, Malaysia hanya menghadirkan 2 kapal perang tapi Indonesia 6 atau 7 kapal perang, Secara politis hal ini justru menguntungkan Malaysia. Menaruh hanya 2 kapal perang, hal ini menunjukan Malaysia pada posisi bertahan. Dengan bebas Malaysia melakukan manuver "LOE JUAL GUWA BELI", sekali-sekali masuk wilayah sengketa memancing perkara sambil menunggu ditembak. "Percayalah, Malaysia tidak akan menembak duluan ..." kata mas Barkah. "Sok tau loe ... !" selak Malau.
Mas Barkah tidak peduli.

Mengapa Malaysia menggunakan strategi seperti itu ?
Jika Indonesia menyerang terlebih dahulu, opini dunia pasti akan berpihak pada Malaysia. Hal ini akan menempatkan Indonesia sebagai negara agresor dan serta merta Indonesia dikucilkan oleh dunia internasional. Pada awalnya Malaysia mungkin akan kehilangan dua kapal perang yang memang dikorbankan, makanya kapal perang yang ditugaskan hanya Patrol Class. Supaya tidak rugi-rugi amat jika dihajar kapal Indonesia.. Tapi peristiwa itu akan menjadi trigger melibatkan negara besar yang menjalin persekutuan militer dengan Malaysia. Substansi persekutuan militer adalah "JIKA SALAH SATU NEGARA ANGGOTA PERSEKUTUAN DISERANG, MAKA SELURUH ANGGOTA PERSEKUTUAN AKAN MEMBANTU SECARA MILITER". "Sok tau loe.... !" komentar Malau konsisten. Jika menyerang terlebih dahulu, Indonesia tentunya akan masuk perangkap Malaysia. Setelah itu kekuatan militer Sekutu yang berada di Guam, Okinawa, Australia serta seluruh Armada Angkatan Laut NATO yang berada di laut Pasifik dan Samudera Hindia serta merta akan menyerang Indonesia. Perlu kita ketahui bahwa operasi Angkatan Perang Sekutu di Asia Tenggara akan didukung oleh Pangkalan Logistik dan Pemeliharaan di Singapore dan Hongkong sebagai pangkalan aju. Di Guam, Amerika menempatkan skuadron pembom STEALTH yang sering disebut pesawat siluman. Skuadron ini dengan mudah membom pangkalan militer Indonesia. Sementara itu, Indonesia berperang sendirian. Enggak punya teman karena konstitusi Indonesia melarang persekutuan militer.
"Kita jangan terpancing manuver Malaysia " komentar mas Atmo bijak.
"Jangan pesimistis seperti itu dong " Indrayanto menyemangati. "Bukan pesimistis, ini adalah adalah realitanya..." mas Barkah menjelaskan. "Sok tau loe ..." Malau konsisten menolak. Membaca kekuatan lawan tidak terlalu sulit. Dengan gamblang konstelasi kekuatan Angkatan Perang dunia dijelaskan dalam buku Jane's Fighting. Kekuatan persenjataan Angkatan Udara, Laut dan Darat seluruh negara di dunia dari tahun ke tahun di update dalam buku itu. Yang rahasia adalah posisi, gerakan, komposisi kekuatan dan waktu menyerang di kala perang. "Sok tau loe ..." Malau konsisten membantah, "Terus gimana dong ... !" Indrayanto ingin tahu solusinya. Peperangan akan memakan biaya sangat besar. Udah enggak menang, ekonomi akan porak poranda. "Yang harus dilakukan adalah meningkatkan diplomasi luar negeri " mas Barkah makin ngalor-ngidul. "Sok tau loe .... !" Malau terus menyangkal. Celepoooooook .... Malau digaplok mas Barkah.

Mustikabiru The House of Blue Light www.ombakdurenew.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar