Sabtu, 13 Juni 2009

Gak Mungkin


"Maksud loe apa ...?" tanya Malau yang keinginan tahunya sangat besar.
"Yang mana ... ?" mas Barkah belum paham kemana arah pertanyaan Malau.
"Konsep loe tentang Lintas Dimensional ?" Malau menegaskan.
"Maksud loe yang www.ombakdurenew.blogspot.com " mas Barkah menyebutkan blog yang dimaksud Malau.
Menurut mas Barkah, awalnya blog itu beralamat di www.ombakduren.blogspot.com , tapi setelah terbunuh dalam perang Kurusetra, blog itu hidup kembali dan berganti alamat di www.ombakdurenew.blogspot.com .
"Beda tipis ... !" komentar Malau.
"Betuuuul ... hanya tambah huruf e dan w dibelakang ombakduren ...!" komentar mas Sigit yang rajin nulis puisi di blog ombakdurenew.
Hampir dua bulan lalu, www.ombakdurenew.blogspot.com mati. Kunjungan yang hampir 8.000 klik dari 26 Negara turut musnah. Begitu tewas, dalam seketika blog itu hidup kembali dari nol. Tetapi pada hari ini, Kamis tgl. 11 Juni 2009 pukul 10.50 pagi telah tercatat 3073 kunjungan dari 1330 orang yang tersebar di 50 negara. Jika dibuat statistik, setiap orang mengunjungi ombadurenew minimal 1 kali sampai 4 kali. Content blog itu seketika masuk ke ruang privat si pengunjung. Contentnya bisa mempengaruhi mindset, membuat terperangah. Bisa membuat amarah, ha ha hihi atau cuek babi dan liwat begitu saja seperti angin berlalu. Bisa juga menjadi information warefare, sepert halnya kasus Manohara, Pritta Mulyasari dan Ambalat. Jika contentnya dirancang dalam strategi yang tepat, sedikit banyaknya akan mempengaruhi opini pablik seperti halnya perlawanan kaum blogger terhadap Omni Hospital.
"Kaum blogger ? Ngarang loe ...!" Malau tidak percaya karena dia pikir blogger sama dengan humburger kesukaannya.
"Santai aja man. Data itu semua terekam ....!" celetuk JDR.
Dalam konteks lain, lintas dimensional adalah hubungan dunia fisik dan non fisik yang sering dibicarakan Mat Ali. Menurut Mat Ali, lintas dimensional bisa dipahami sebagai daya untuk melihat sesuatu yang belum tampak seperti halnya Quick Count. Quick Count naik daun jika ada Pilkada, Pemilu dan Pilpres. Kecenderungan ini, secara fisik melahirkan berbagai Lembaga Survey atau Riset untuk melayani kebutuhan pemenuhan keinginan tahu hasil Pilkada, Pemilu atau Pilpres sebelum dihitung secara fisik. Merespon dinamika tersebut, mas Barkah tidak mau ketinggalan. Dia kemudian membentuk Lingkaran Survey Ombakduren (LSO). Untuk mendapatkan data, LSO tidak menggunakan metode ilmiah. Mas Barkah menggunakan metode Teropong Spritual.
"Emang udah loe teropong ... ?" Malau tertarik.
Mas Barkah mengeluarkan teropong spiritualnya yang berbentuk seperti teropong bintang tapi dalam ukuran sebesar cangkir kopi. Teropong cangkir itu ditempelkan ke jidatnya yang nongnong. Sesaat kemudian mas Barkah menjelaskan hasilnya. SBY-BOED 35%, JK-WIN 38 % dan Mega-Pro 34%. Artinya akan terjadi dua kali putaran. SBY-BOED berhadapan dengan JK-WIN.
"Salah tuh ! Coba loe hitung lagi. Totalnya 107 %. Dukun palsu loe ... !" Malau protes keras.
Mas Barkah mengulangi peneropongannya. Sekali ini mulutnya komat-kamit baca rapalan mantera. Kemudian ia membeberkan hasilnya dihadapan teman-temannya yang mulai ramai berkumpul. Hasilnya, SBY-BOED 34%, JK-WIN 35% dan MEGA-PRO 31%, artinya akan terjadi 2 putaran. SBY-BOED berhadapan dengan JK-WIN.
"Memang bener 100%. Tapi deviasi dan errornya kenapa enggak dihitung ?" Malau complain lagi.
"Reseh loe. Yang enggak nyontreng enggak perlu dihitung ... !" hardik JDR.
Mas Barkah meneropong lagi. Kali ini yang diteropong putaran kedua. Hasilnya SBY-BOED 36% dan JK-WIN 64%. Ditotal presentasenya benar 100%. Seperti halnya nonton bola, supporter JK-WIN pun bersorak-sorai. Mendengar suara berisik di bekas kampungnya, Ndang yang udah pindah kelangit mengirim SMS ke HP teman-temannya yang masih hidup.
MAS BARKAH BENAR.... ! JK-WIN MENANG ....., begitu tertulis SMS dari Ndang.
ENGGAK MUNGKIN ... ENGGAK MUNGKIN ... ENGGAK MUNGKIN ..., protes mbak Anti yang menari dalam Iklan TV SBY-BOED.
Mustikabiru
The House of Blue Light

Tidak ada komentar:

Posting Komentar