Sabtu, 13 Juni 2009

Ombakduren dance company




Di Plaza Ombakduren mbak Anti sedang memimpin latihan menari. Mengherankan
.... ! Tampak Malau, mas Atmo, German, Erna, Aryatedja, JDR sedang latihan
menari.
Seperti sekumpulan ikan lumba-luba berenang di air dangkal..
Di sudut Plaza kak Herding sedang latihan monolog.
Fenomena ini memang aneh tapi nyata, begitulah realitanya.
Sesungguhnya kita tidak perlu heran, hal ini terjadi sebagai pengaruh budaya
Pilpres.
Ketika Deklarasi Damai Capres, semua rakyat Republik Ombakduren disuguhi
tampilan budaya masing-masing Tim Sukses Capres.
Acara itu di pancar luaskan oleh semua Stasiun TV menampilkan kreasi Seni
para Capres, ada monolog, tari Zapin dan apa yang dikatakan modern dance.
"*Ini gejala akan banyak peye menari selama kampanye *" respon mbak Anti
baca peluang.
Komentar mbak Anti diamini yang lain dan sepakatlah mereka terima job
menari.

Malau dan teman-teman kemudian bersepakat membentuk Ombakduren Dance
Company.
Mbak Anti bertugas menciptakan koreografi yang disesuaikan dengan selera
Capres.
Ada* Sendra Tari Eknomi Lemah ......*,* Sendra Tari Banyak Hutang
.......*,*Sendra Tari Lanjutkan
* Sayang...., *Sendra Tari Lebih Cepat Lebih Baik ... , Sendra Tari Ngehek
Loe ... *dan banyak alternatif lain yang akan ditawarkan.
Merespon pasar, kata mbak Anti meyakinkan yang lain.
Kak Herding tidak mau ketinggalan membaca peluang, dia langsung menciptakan
monolog
dengan tema Habis Uang Terbitlah Hutang.
Koreografi yang diciptakan berorientasi pada pakem Tari Padat Karya, yakni
tarian yang melibatkan banyak orang.
Makin banyak yang nari makin baik walaupun beresiko honor dibagi
ramai-ramai, begitu pendapat mbak Anti.
Itulah tari kerakyatan, sambut anggota Ombakduren Dance Company riuh rendah.
"*Loe semua udah pada gila ya ....* " mas Barkah muncul sambil
ngomel-ngomel.
*"Eloe yang gila .... Sirik loe .... !' sahut Malau dengan suara tinggi. *

*Mustikabiru*
The House of Blue Light
www.ombakdurenew. blogspot. com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar