
Makan kedondong jangan dibanting
Kalau dibanting pecah kulitnya
Rambut gondrong jangan digunting
kalau digunting kaga ada duitnya ......
"Itu kan pantun Betawi " komentar mas Barkah. "Emang iya " mas Sigit membenarkan. "Coba baca yang ini " mas Barkah menyodorkan kertas yang lain. Mas Sigit pun membaca dengan suara lantang.
Wonokromo akeh kora'e
Pasare digusur didadekno mall
Duh derek tambah soro ae
Polahe lengo tambah arang pol
"Itu kan pantun Jawa Timuran yang disebut Parikan " kata mas Barkah. "Emang iya ! Parikan itu pantun yang dinyanyikan .. " mas Sigit mejelaskan sebagai arek Suroboyo. "Coba dengar pantun yang kuciptakan 30 tahun lalu di Gondangdia " mas Barkah mengeluarkan secarik kertas dari dompetnya. "Pantun ini sudah kubacakan dalam Poetry Reading di New York, Paris, Tokyo, Bangkok, Singapore dan yang terdekat
kubacakan di Depok saat acara Tujubelasan " mas Barkah menjelaskan panjang lebar. Mas Sigit hanya bisa melongo mendengar kisah kehebatan mas Barkah. "Dengarkan dan simak baik-baik ..!" kemudian mas Barkah membacakan dengan suara lantang.
Jam papat setengah limo
Peline jengat turuke lungoooooo ...
Mas Sigit hanya bisa melongo ....
MUSTIKABIRU
The House of Blue Light
www.ombakdurenew.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar