Selasa, 24 Maret 2009

BENDERA BERKIBAR TAK KARUAN

Hari ini sulit sekali mencari celah yang kosong dari bendera partai dan poster caleg. Kita telah dikepung dengan atribut-atribut partai atas nama demokrasi menjelang pemilu. Sumpeg? Tentu saja sumpeg. Mata kita sama sekali tidak diberi kesempatan untuk dapat memanjakan rasa keindahan inderawi ini. Di mana-mana bendera dan poster yang tumpang tindih tidak karuan.

Setiap kali berada di jalan raya (kawasan umum), selalu muncul pertanyaan. Apa yang ada di kepala pemasang-pemasang bendera ini? Kenapa mereka bisa semena-mena mengabaikan kepentingan bersama dengan menggunakan fasilitas-fasilitas umum untuk memperkenalkan diri mereka? Tentunya harapan mereka agar masyarakat memilih mereka sebagai wakilnya di parlemen kan? Wah, kalau begini pasti mereka keliru. Bukannya akan dipilih malah disumpahin akibatnya.

Di samping merusak keindahan bersama, bendera dan poster yang dipasang tak jarang menutupi traffic-light sehingga mengacaukan pandangan pengendara yang memerlukan lampu penunjuk itu. Mereka mengikat bendera-bendera itu di tiang-tiang lampu jalan seenaknya. Tak ada kompromi.

Jalan-jalan utama, jalan-jalan menengah, hingga jalan-jalan di komplek perumahan, semua tidak ada yang dapat menghindar dari serangan bendera dan poster tersebut. Tiang-tiang listrik, pohon-pohon yang sengaja ditanam warga supaya mendapat keasrian alami sudah diserobot untuk kepentingan mereka. Dan yang tidak kalah berkesannya adalah bombasticnya janji-janji dalam slogan-slogan yang ditulis besar-besar pada poster, spanduk, bahkan baliho-baliho buruk itu.

BERJUANG UNTUK RAKYAT, PEDULI DAN PROFESIONAL
TIDAK JANJI, TAPI BUKTI HARUS BISA
SIAP MEMBELA RAKYAT
SIAP MENYEJAHTERAKAN RAKYAT
MEMIMPIN DENGAN HATI NURANI
HARGA MATI UNTUK KORUPTOR
MELAYANI RAKYAT
KITA BERSAMA UNTUK MAJU
dan lain sebagainya.
Sayangnya cita-cita yang luhur itu disampaikan dengan cara-cara vandalisme.

Sebagai orang yang (menurut mereka) terpanggil untuk mewakili masyarakat banyak, tentunya mereka dituntut untuk berlaku santun. Menunjukkan kecerdasannya dalam memperkenalkan diri. Pendeknya mereka harus punya nilai lebih dari masyarakat banyak yang diwakilinya.

Perilaku-perilaku ini bukan hanya milik partai-partai tertentu. Semua partai peserta pemilu melakukan hal yang sama. Juga oleh partai pemerintah sendiri. Apa mungkin garis partai membenarkan langkah-langkah ini?
Kalau memang iya rasanya bukan menjadi hal yang aneh jika banyak penghuni gedung parlemen kita akrab dengan KPK kalau memulai kampanyenya saja seperti ini?

Ya, sebagai kenyataan, hari ini kita harus menerima ini semua. Sesak napas memang karena keindahan kota yang kita idamkan bersama semakin jauh. Ironisnya oleh mereka yang hendak memimpin kita. Mereka yang hanya bisa memamerkan gelar-gelar pendidikan tinggi mereka tanpa dibuktikan bahwa mereka itu memang layak menyandang gelar tersebut.


Sekarang tinggal keputusan kita. Apakah kita rela diwakili dan dipimpin oleh poster-poster semacam itu?

Dari Notes Alex Komang, FB

WAREK IKOD

Sebagai WAREK IKOD, Barkah menerapkan disiplin DIAM DIAM BERHATI SINGA...
Jadi jangan sembarangan bicara tak senonoh pada beliau, salah salah kata bisa digigit....
Sebagai WAREK Beliau bergelar MBUH WES SAKAREPMU....

SURAT TILANG BIRU


Beberapa waktu yang lalu sekembalinya berbelanja untuk kebutuhan lebaran, saya sekeluarga pulang dengan menggunakan taksi. Ada adegan yang menarik ketika saya menumpang taksi tersebut, yaitu ketika sopir taksi hendak ditilang oleh polisi. Sempat teringat oleh saya dialog antara polisi dan sopir taksi.

Polisi (P) : Selamat siang mas, bisa lihat SIM dan STNK?
Sopir (Sop) : Baik Pak...
P : Mas tahu... kesalahannya apa?
Sop : Gak pak
P : Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya (sambil nunjuk ke plat nomor taksi yg memang gak standar) sambil langsung mengeluarkan jurus sakti mengambil buku tilang... lalu menulis dengan sigap.
Sop : Pak, jangan ditilang deh... wong plat aslinya udah gak tahu hilang ke mana... kalo ada pasti saya pasang.
P : Sudah...saya tilang saja...kamu tahu gak banyak mobil curian sekarang... (dengan nada keras !!)
Sop : (Dengan nada keras juga) Kok gitu! Taksi saya kan Ada STNK-nya, Pak. Ini kan bukan mobil curian!
P : Kamu itu kalo dibilangin kok ngotot (dengan nada lebih tegas,) kamu terima aja surat tilangnya (sambil menyodorkan surat tilang warna MERAH).
Sop : Maaf Pak, saya gak mau yang warna MERAH suratnya... Saya mau yg warna BIRU saja.
P : Hey! (dengan nada tinggi) kamu tahu gak sudah 10 hari ini form biru itu gak berlaku!
Sop : Sejak kapan Pak form BIRU surat tilang gak berlaku?
P : Ini kan dalam rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU... Dulu kamu bisa minta form BIRU... tapi sekarang ini kamu gak bisa... Kalo kamu gak mau, mari ngomong sama komandan saya (dengan nada keras dan ngotot).
Sop : Baik Pak, kita ke komandan bapak aja sekalian (dengan nada nantangin tuh polisi).
Dalam hati saya ... berani betul sopir taksi ini...
P : (Dengan muka bingung) Kamu ini melawan petugas!?
Sop : Siapa yg melawan!? Saya kan cuman minta form BIRU.... Bapak kan yang gak mau ngasih.
P : Kamu jangan macam-macam yah... saya bisa kenakan pasal melawan petugas!
Sop : Saya gak melawan!? Kenapa bapak bilang form BIRU udah gak berlaku? Gini aja pak, saya foto bapak aja deh.... kan bapak yg bilang form BIRU gak berlaku (sambil ngambil HP).
Wah... wah... hebat betul nih sopir.... berani, cerdas dan trendy... (terbukti dia mengeluarkan hpnya yang ada berkamera).
P : Hey! Kamu bukan wartawan kan! ? Kalo kamu foto saya, saya bisa kandangin (sambil berlalu).
Kemudian si sopir taksi itupun mengejar itu polisi dan sudah siap melepaskan "shoot pertama" (tiba-tiba dihalau oleh seorang anggota polisi lain (P2) )
P 2 : Mas, anda gak bisa foto petugas seperti itu.
Sop : Si bapak itu yg bilang form BIRU gak bisa dikasih (sambil tunjuk polisi yg menilangnya).
Lalu si polisi ke-2 itu menghampiri polisi yang menilang tadi, ada pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau si sopir dan polisi yang menilang. Akhirnya polisi yg menghalau tadi menghampiri si sopir taksi.
P 2 : Mas mana surat tilang yang merahnya? (sambil meminta).
Sop: Gak sama saya pak.... Masih sama temen bapak tuh (polisi ke-2 memanggil polisi yang menilang).
P : Sini tak kasih surat yang biru (dengan nada kesal).
Lalu polisi yang nilang tadi menulis nominal denda sebesar Rp.30.600 sambil berkata "nih kamu bayar sekarang ke BRI... Lalu kamu ambil lagi SIM kamu di sini, saya tunggu..."
S : (Yes!!) Ok pak... gitu dong kalo gini dari tadi kan enak...
Kemudian si sopir taksi segera menjalnkan kembali taksinya sambil berkata pada saya, "Pak... maaf, kita ke ATM sebentar ya... mau transfer uang tilang. Saya berkata, "ya silakan".
Sopir taksi pun langsung ke ATM sambil berkata, .... "Hatiku senang banget Pak, walaupun ditilang, bisa ngasih pelajaran berharga ke polisi itu." "Untung saya paham macam2 surat tilang..."
Tambahnya, "Pak kalo ditilang kita berhak minta form Biru, gak perlu nunggu 2 minggu untuk sidang. Jangan pernah pikir mau ngasih DUIT DAMAI..... Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum!"
Dari obrolan dengan sopir taksi tersebut dapat saya infokan ke Anda sebagai berikut:
SLIP MERAH, berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan dan mau membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan setempat.
Itupun di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang, dan oknum pengadilan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilai tilang. Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di kejaksaan setempat, di sinipun banyak calo dan oknum kejaksaan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai
tilang.
SLIP BIRU, berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda.
Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer rekening tertentu (kalo gak salah no.rek Bank BUMN).
Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk di tukar dengan SIM/STNK kita di Polsek terdekat di mana kita ditilang. You know what!!?? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya tidak melebihi 50ribu! Dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA

Mari saling bantu menghapus kebiasaan korupsi mulai SAAT InI di SINI...

Dari milis Prabbu Shatmata

Jendela

Dulu dia pernah jadi raja tak ternoda, maka dia memiliki gelar A-Noda. Tapi karena sering memakai sepatu kanan di kedua kakinya... maka rakyatnya dengan penuh cinta meminta dia lengser. "Jangan malu2in bangsa baginda..." begitu kata rakyatnya dengan penuh cinta

By : Thiantana pandji

Fun Off Road Bike

Bintaro Fun Bike: Minggu, 29 Maret 2009 mulai jam 6 pagi

Dear all members,

Dalam rangka ulang tahun Bintaro Jaya Ke-30, PT. Jaya Real Property akan mengadakan serangkaian kegiatan. Salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Bintaro Fun Bike & Fun Off-Road Bike, yang dapat diikuti oleh masyarakat umum di Bintaro Jaya.

Pendaftaran tanggal 22-28 Maret 2009 di:
Kantor Pengelola Bintaro Jaya BTC lt. 3 dan Oh Lala Bistro 7

Gratis bagi warga Bintaro Jaya
Untuk warga Non Bintaro Jaya:
Perorangan: Rp 20.000
Keluarga (max 4 orang) : Rp. 40.000

Senin, 23 Maret 2009

Gitaris edan

keplak pantat

Re(in)trospeksi, IA FFTV IKJ

Menjelang usia FFTV IKJ yang ke 38 dan bersamaan dengan hari film nasional yang ke-59, Ikatan Alumni FFTV IKJ akan mengadakan acara Re(in)trospeksi, sejauh manakah peranan
Alumni FFTV IKJ dalam perjalanan perfilman Indonesia. Selain itu, dalam acara ini juga Ikatan Alumni FFTV IKJ merasa perlu untuk melakukan tiga hal penting yakni menghargai masa lalu, berperan di masa kini, dan mempersiapkan masa depan. Ketiga hal penting ini akan di representasikan dalam bentuk penghargaan untuk pendidik yang berdedikasi, mahasiswa yang berprestasi, dan komunitas Film yang berapresiasi.
JANGAN LUPA YAAA....! sabtu, 28 maret 09, siang ampe malem di GALERI CIPTA II TIM
beritahu kawan alumni lainnya!

Date:
Saturday, March 28, 2009
Time:
3:00pm - 10:00pm
Location:
Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki
Street:
Jl. Cikini Raya No. 73
City/Town:
Jakarta, Indonesia


Phone:
08118114414
Email:

misteri Kalajengking Hitam

Hari / Tanggal : Rabu, 25 Maret 2009Pukul : 14.30 – selesai

Tempat : Coffee Corner La Piazza Kelapa Gading (dekat lobi selatan)Agenda : Launching album The Changcuters & Misteri Kalajengking Hitam

Launching event “Pertunjukan Siang Bolong The Changcuters & Misteri Kalajengking Hitam”

Launching Comic The Changcuters & Misteri Kalajengking Hitam

Launching Yahoo Audible The Changcuters


Pameran Nusantara “Menilik Akar” 2009

Rancangan Dasar
Pameran Nusantara 2009 “Menilik Akar”

Sketsa Kuratorial

Dalam sebuah artikel pendek yang kurang begitu dikenal publik, sejarawan sosialis Eric J. Hobsbawm membeberkan pendapatnya bahwa sebuah bangsa itu lahir karena “ditemukan”, dan nasionalisme adalah sebuah invented tradition, yakni sebuah tradisi yang harus terus-menerus digali. Dengan ungkapan tersebut Hobsbawm mengingatkan bahwa nasionalisme sebuah negara merupakan sebuah pencarian yang tak akan pernah berhenti karena ia bisa terus digali dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan aktual.

Sementara itu Anthony Giddens berpendapat bahwa negara adalah sebuah wadah yang berisi berbagai kekuatan yang berbeda yang saling menggesek satu sama lain. Dengan mengandaikan negara seperti apa yang dikemukakan oleh Giddens tersebut, maka titik relevansi dari hal serupa yang dikatakan oleh Clifford Geertz adalah bahwa setiap negara membutuhkan sebuah “nasionalisme” karena dari sanalah akan menjadi tali perekat antara berbagai kekuatan tersebut. Sedang pandangan bahwa sebuah nasionalisme bisa berfungsi sebagai primordialism and civic tie seperti yang dianjurkan oleh Geertz di atas, semuanya berpulang kembali pada publik di negara bersangkutan dalam menghormati segala hal yang telah mereka miliki.

Salah satu hal penting yang dimiliki publik dalam sebuah negara bangsa adalah imajinasi atas kehidupan bersama, dan ihwal identitas. Kita telah mampu membayangkan sebuah komunitas bersama yang dibatasi oleh wilayah teritorial dan pengandaian tentang sejarah yang dianggap sama (meminjam cara pandang Benedict Anderson) yang kemudian menghasilkan satu rasa tersatukan sebagai bangsa. Maka, pada dasarnya apa yang kita tunjuk dengan istilah bangsa akhirnya tidak lebih dari sejumlah pengandaian, atau impian. Dan itu bisa berarti semu belaka. Sebab antara saya/kita dengan "saudara" saya/kita si Tengku di Meulaboh, Uda Koto di Bukittinggi, Cak Rojaki di Bangkalan, Madura, atau si Mangge dari suku Kaili di Sulawesi Tengah, tidak diikat oleh garis apa pun selain oleh adanya pengandaian tentang sebuah nasib yang kurang-lebih sama. Pembayangan tentang sebuah sejarah praktis disamakan, yakni bangsa. Pembentukan kerangka imajiner untuk terus mempertahankan dan menerjemahkan "bayangan" atau khayalan kita itu di antaranya adalah dengan pendirian negara.

Negara menjadi realitas yang seolah aktual karena memiliki daya dukung untuk mengoperasikannya, menjadi jalinan relasi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Negara hadir secara faktual lewat serangkaian operasi (entah via media atau perangkat kuasa lain) yang dibahasakan setiap hari sehingga menjadi realitas yang langsung berhadapan dan teralami bersama kita. Negara dan bangsa adalah contoh termudah untuk melihat bagaimana sesuatu yang pada dasarnya semu, kemudian diperlakukan sebagai kenyataan nyaris tanpa bantahan. Kita seperti menerima itu sebagai sesuatu yang given (terberi).

Alhasil, negara bagai sebuah impian yang (kadang) menjadi kenyataan, karena kita bisa terlibat secara (inter)aktif dengan kerangka imajinernya itu sendiri. Negara menjadi nyata karena kita masuk ke dalamnya, menjadi bagian darinya, dan sebaliknya kalau perlu, ramai-ramai menafikkannya. Maka, dengan demikian, memandang Indonesia kini, bisa jadi, layaknya memberlakukan sebuah mimpi seperti halnya mengelola sebuah permainan. Dibutuhkan banyak eksplorasi dan eksperimentasi untuk menjadi anggota di dalamnya. Bukan statis seolah semuanya serba terberi tanpa kita berupaya untuk mencoba “mengonstruksi”.

Problem ini tentu menjadi kian rumit ketika dewasa ini globalisasi telah menawarkan orientasi borderless ataupun trans(national) identity, yakni ketika semua orang berhak menentukan siapa dirinya tanpa harus terkungkung oleh nilai dan bayangan imajiner kolektif yang dibangun sebagai konstruksi resmi negara. Dengan demikian proses sosialisasi dan pengalaman interaksi tiap-tiap orang sebagai bagian dari bangsa Indonesia, sangat mempengaruhi bentuk pemahaman, memori kolektif, dan orientasi sosial kultural orang-orang tersebut sebagai warga. Dalam pada itu berbagai kebijakan negara yang berusaha menciptakan “identitas” kolektif, senantiasa dirasakan sebagai sebuah tawaran tanpa pilihan, bahkan terasa sebagai sebuah pemaksaan. Akibatnya muncul respon yang beragam: dari mengakomodasi atau menerima hingga penolakan. Di sinilah sebenarnya citra ke-Indonesia-an tengah dan terus diuji hingga kini.

Dari kerangka berpikir atas fakta-fakta sosial yang terpapar singkat di atas, maka perhelatan Pameran Nusantara 2009 ini berupaya menjadi ruang bersama untuk menilik dan membicarakan lebih lanjut ihwal akar imajinasi dan identitas ke-Indonesia-an tersebut hingga orientasinya ke depan. Tentu bukan perkara yang bombastis kalau kemudian para perupa (sebagai bagian penting dari negara bangsa ini) melakukan pembacaan, pemetaan, penyikapan dan pelontaran komitmen personal atas fakta-fakta tersebut. Tentu tetap dengan bahasa visual yang menjadi perangkat utama para perupa.

Pola Seleksi

Kurator akan memilih sekitar 75 perupa/kelompok perupa yang akan dilibatkan sebagai peserta pameran. Dari jumlah tersebut, 80% dipilih dari hasil seleksi atas karya perupa yang mengajukan diri, dan 20% berasal dari undangan yang ditentukan oleh kurator.

Ketentuan Waktu Pelaksanaan
1. Pameran berlangsung 19-31 Mei 2009. Acara pembukaan hari Selasa, 19 Mei 2009 pukul 19.30. Seminar/diskusi diselenggarakan tanggal 20 Mei 2009.
2. Peserta mengambil atau mengakses, dan lalu mengisi formulir pendaftaran yang disediakan panitia di seluruh Taman Budaya di Indonesia, atau tempat-tempat yang telah ditentukan, atau mengakses di www.pameran-nusantara.blogspot.com. Juga bisa meminta ke e-mail: pameran-nusantara2009@gmail.com dan pamerannusantara@yahoo.com. Atau mengambil di Galeri Nasional Indonesia, Jln. Medan Merdeka Timur No.14, Jakarta Pusat.
3. Proposal karya peserta (berisi foto dan data karya serta biodata perupa) harus sudah diserahkan kepada panitia Pameran Nusantara 2009 maksimal pada hari Minggu, 21 April 2009. Panitia tidak memperkenankan pengiriman proposal karya melalui email.
4. Seleksi akan dilakukan pada tanggal 22-23 April 2005.
5. Pengumuman hasil seleksi dilakukan pada tanggal 24 April 2005 lewat surat pemberitahuan, milist, website www.galeri-nasional.or.id, weblog www.pameran-nusantara.blogspot.com, dan lewat media lain.
6. Pengiriman materi karya yang lulus seleksi dilakukan mulai paling lambat tanggal 10 Mei 2009, dan dikirim ke Panitia Pameran Nusantara 2009, d/a Galeri Nasional Indonesia, Jln. Medan Merdeka Timur No.14, Jakarta Pusat. Apabila pengiriman melewati tanggal yang telah ditentukan, panitia tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan karya tersebut.
7. Sementara bagi yang tidak lulus seleksi, panitia tidak akan mengembalikan seluruh berkas proposal yang dikirimkan.

Ketentuan Kepesertaan
1. Peserta adalah Warga Negara Indonesia, bisa mengatasnamakan secara tunggal (individual) maupun kelompok (komunal).
2. Usia peserta tidak dibatasi.
3. Peserta hanya diperkenankan menampilkan satu buah karya, dengan pilihan teknik, gaya, ukuran, material dan medium bebas, kecuali karya ephemeral art (seni sesaat) seperti performance art, dan semacamnya. Apabila ada ketidakwajaran dalam hal ukuran atau material karya yang berpotensi membahayakan publik dan ruang, panitia berhak memberi pembatasan setelah terlebih dulu dikompromikan dengan peserta.
4. Karya yang akan dipamerkan merupakan karya terbaru, atau setidaknya dibuat dalam kurun waktu tahun 2009 dan belum pernah dipamerkan di GNI atau galeri dan tempat lain di Jakarta.
5. Untuk karya tertentu seperti instalasi, video-art, maket dan semacamnya, calon peserta bisa mengajukan dalam bentuk proposal dengan menyertakan contoh sketsa, image, atau ilustrasi yang lengkap dan representatif.
6. Panitia tidak memberi fasilitas apapun dalam pengeksposisian karya, kecuali yg sudah tersedia/dipunyai GNI.
7. Semua peserta wajib memberikan catatan konsep atas karya yang diajukan. Akan lebih baik jika semua data dan citra (image) tersebut dilengkapi dalam bentuk digital (CD).
8. Pendisplaian karya merupakan kewenangan panitia/kurator dengan tetap memperhatikan usulan/masukan dari perupa peserta.
9. Panitia hanya akan menanggung pembiayaan pengiriman balik karya (setelah dipamerkan) dari Galeri Nasional Indonesia ke alamat perupa.
10. Peserta dihimbau untuk hadir dalam acara pembukaan pameran dan diskusi, dengan transport dan akomodasi ditanggung peserta, panitia hanya menyediakan wiswa, secara terbatas.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lembar Kepesertaan (Tunggal/Individual)
(Mohon ditulis dengan sebenar-benarnya untuk materi katalog)

Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :

No. HP/Telepon :
E-mail :
Judul Karya :
Ukuran & Material :

Terima kasih atas kesediaan Anda untuk terlibat
dalam Pameran Nusantara “Menilik Akar” 2009------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lembar Kepesertaan (Kelompok/Komunal)
(Mohon ditulis dengan sebenar-benarnya untuk materi katalog)

Nama Kelompok
Nama Anggota
dan Tempat/Tanggal Lahir

Alamat
No. HP/Telepon
E-mail
Judul Karya
Ukuran & Material

Terima kasih atas kesediaan Anda untuk terlibat
dalam Pameran Nusantara “Menilik Akar” 2009

***Dengan pertimbangan agar berita PAMERAN SENI RUPA NUSANTARA 2009 bisa diakses siapapun, maka pengumuman ini kami kirimkan kepada Anda secepatnya dengan kemungkinan penambahan informasi lain yang sifatnya penambahan akan kami susulkan.

kompak dan manis


Duh senengnya liat temen2 pada kompak dan manis di hut KFT....

Lowongan Kerja

Adv Agency looking for Graphic Designer (GD) & Senior Art Director ( Sr AD) Freelancer

GD™
- Female/Male (D3/S1).
- 1 years experience (min) & able to work in team.
- Must be creative.
- High motivated & discipline (deadline oriented).
- A fast learner & committee.
- Having experience in Magazine / Media more preferable.


Sr AD™ (Freelancer)
- Female/ Male (D3/S1)
- 2,5 years experience (min) & able to work in team.
- Excellent Conceptualisation Skills and Creativity Strategy.
- Fluent in English (Active).
- Good leadership Qualities.


Send your complete CV to : nuri_gama@yahoo. com

HUT KFT KE 45 , 22 Maret 2009








Agung, Marcela, dan Ananda

Dendam Kiki Fatmala pada saipul jamil